Genjot Ekspor, Kementan Gandeng BATAN untuk Lakukan Iradiasi

Genjot Ekspor, Kementan Gandeng BATAN untuk Lakukan Iradiasi
Kepala Barantan setelah tandatangani MoU bersama Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR), BATAN di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (3/5). Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) menandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terkait pemanfaatan iradiasi di bidang karantina untuk memacu ekspor produk pertanian dalam negeri.

“Beberapa negara tujuan seperti Amerika, India, Vietnam dan Pakistan sudah mempersyaratkan teknik iradiasi untuk komoditas pertanian yang akan masuk ke negaranya” kata Banun Harpini selaku Kepala Barantan setelah tandatangani MoU bersama Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR), BATAN di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (3/5).

Banun menjelaskan bahwa dengan semakin ketatnya larangan penggunaan insektisida kimia untuk mengendalikan serangga dan mikroba dalam pangan, maka iradiasi merupakan alternatif yang efektif untuk melindungi pangan dari kerusakan akibat serangga serta sebagai tindakan karantina untuk produk pangan segar.

Menurutnya, sistem iradiasi yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan phytosanitary dari negara tujuan memiliki empat keunggulan dibandingkan dengan teknik lain diantaranya memiliki waktu aplikasi cepat, tidak meninggalkan residu kimia, dapat diaplikasikan pada komoditas yang telah dikemas dan tidak merusak kualitas komoditas.

Menurut Banun, target terdekat adalah terkait protokol SPS mangga ke Australia yang sudah ditandatangani pada bulan Februari. Sebelumnya, Barantan dan BATAN telah melakukan riset terbatas terkait teknik iradiasi sehingga diharapkan bisa menjamin ekspor mangga perdana pada musim panen bulan September dan Oktober 2018 mendatang.

Selain mangga, Barantan melalui Balai Uji Terap Teknik dan Metoda Karantina Pertanian juga telah melakukan penelitian teknik iradiasi pada beberapa jenis buah dan sayuran segar, seperti bawang merah, kedelai, dan alpukat, hasilnya bahwa pengunaan teknik iradiasi sebagai perlakuan karantina dengan dosis yang sesuai dan aman dapat memperpanjang daya simpan berbagai jenis buah dan sayuran segar dan tidak berbahaya bagi kesehatan manusia.

Oleh karena itu Banun terus mendorong teknik tersebut. Dia juga menyebutkan bahwa teknit iradiasi sudah sejalan dengan ketetapan International Plant Protection Convention (IPPC) tentang perlakuan iradiasi untuk keperluan karantina (International Standard for Phytosanitary Measures, ISPM No. 18 (2003): Guidelines for the use of irradiation as a phytosanitary measure, dan ISPM No. 28 (2007): Phytosanitary treatments for regulated pests).

Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala BATAN menyebutkan bahwa teknik ini aman dan sudah diuji oleh Kementerian Kesehatan. Menurutnya, saat ini Indonesia memiliki tiga radiator yang ada di Cikarang, Pasar Jumat dan Serpong.

Badan Karantina Pertanian tanda tangani nota kesepahaman kerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terkait pemanfaatan iradiasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News