Genjot Realisasi Smelter, DPR-Kementerian ESDM Sidak Bareng

Genjot Realisasi Smelter, DPR-Kementerian ESDM Sidak Bareng
Wakil Ketua Komisi VII DPR Herman Khaeron. Foto: dokumen JPNN.Com

“Kami sudah melihat kesungguhan nyata setiap perusahaan untuk membangun smelter. Memang prosesnya bertahap,” kata dia.  

Bambang lantas mencontohkan PT Ceria Nugraha Indotama yang bergerak di bidang pertambangan konsentrat nikel. Meskipun baru mendapatkan rekomendasi izin ekspor per tanggal 4 Juli 2017, Ceria Nugraha sudah menunjukkan keseriusannya dalam membangun smelter yang saat ini berjalan sekitar 34 persen.

Demikian pula dengan PT Dinamika Sejahtera Mandiri untuk kategori konsentrat Bauksit yang baru mengatongi rekomendasi per 4 Juli 2017, namun progres pembangunan smelternya sudah sekitar 12 persen. “Ini baru penilaian 3 bulan pertama, akan tetapi hasil evaluasi akhirnya nanti akan kita lihat setelah enam bulan, pertanggal 13 Januari 2018,” jelasnya.

Sesuai ketentuan, kata Bambang, izin ekspor perusahaan bisa saja dicabut bila dalam 6 bulan progres pembangunan smelter belum mencapai target minimal 90 persen dari rencana kerja. Kemajuan smelter juga merupakan indikator besaran bea keluar yang dikenakan.

“KESDM bersama Komisi VII DPR juga sedang mengkaji penerapan sanksi finansial bagi perusahaan yang tidak mencapai target, hanya sejauh ini belum diputuskan skemanya seperti apa,” jelasnya. 

Berdasarkan data KESDM,  untuk kategori konsentrat nikel, perusahaan yang sudah menunjukkan kemajuan pembangunan smelternya hingga 100 persen di antaranya PT Aneka Tambang (100 persen), PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara (100 persen), PT Trimegah Bangun Persada (100 persen), PT Gane Permai Sentosa (100 persen), PT Mulia Pasific Resources (100 persen), PT Itamatra (100 persen). Sedangkan untuk kategori konsentrat bauksit diantaranya PT Aneka Tambang (Persero), Tbk (100 persen), PT  Cita Mineral Invesindo (100 persen).

Sementara untuk smelter konsentrat dan lumpur anoda, PT Sumber Baja Prima yang bergerak di konsentrat besi, progres pembangunan smelternya sudah 100 persen. Demikian pula dengan PT Primier Bumidaya Industri di bidang konsentrat mangan yang juga sudah merampungkan smelternya.(bay/JPK)


Komisi VII DPR dan Kementerian ESDM akan melakukan sidak bersama ke perusahaan-perusahaan tambang guna memantau langsung realisasi pembangunan smelter.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News