Geothermal

Oleh: Dahlan Iskan

Geothermal
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

PLN sangat berkepentingan agar seluruh potensi geothermal bisa jadi listrik beneran.

Listriknya sangat hijau. Juga murah, apalagi di tengah tekanan agar PLN segera mengakhiri sumber listrik dari batu bara.

Anda sudah tahu: potensi listrik dari geothermal setidaknya masih 20.000 MW. Ada yang menyebut 28.000 MW. Tetapi mewujudkannya sulit: pemenang tendernya sulit mendapat pendanaan.

Itu karena sumber dana menginginkan kepastian: benarkah ditemukan sumber panas bumi di lokasi itu. Kalaupun ada, benarkah besarnya seperti yang ada di dokumen tender.

Satu-satunya jalan untuk mendapatkan data itu hanyalah: lakukan pengeboran! Tetapi biaya pengeboran itu bisa mencapai Rp 75 miliar. Satu sumur. Mahal sekali.

Inul Daratista memang bisa ngebor, lebih murah, tetapi tidak cocok untuk geothermal. Padahal, setelah menghabiskan uang sebanyak itu, belum tentu ditemukan panas bumi di situ.

Lagi pula, di satu lokasi tender harus dilakukan pengeboran sampai 5 sumur: untuk mendapatkan jumlah panas bumi yang cukup ekonomis bagi membangkitkan listrik.

Maka sahut-menyahut terjadi di ruang tunggu itu. Banyak tokoh listrik di situ.

Anda sudah tahu: pemerintah Presiden Jokowi sangat berani dalam hal menerobos kebuntuan di banyak bidang. Tetapi masih ketinggalan di soal geothermal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News