Gerakan Mahasiswa Independen Solo Raya Serukan Terima Hasil Pemilu 2024

jpnn.com, SOLO - Gerakan Mahasiswa Independen Solo Raya mengajak seluruh masyarakat maupun elite politik untuk bersikap dewasa dalam menyikapi hasil Pemilu 2024.
Koordinator Gerakan Mahasiswa Independen Solo Raya Muhammad Naufal mengatakan aksi ini digelar sebagai wujud kedamaian dan kerukunan serta saling menghormati perbedaan politik.
Menurutnya, perbedaan pilihan politik jangan sampai menimbulkan perpecahan sesama anak bangsa.
Karena itu, yang terpenting saat ini ialah menjaga keutuhan, persatuan, dan kesatuan sebagai bangsa Indonesia.
"Kegiatan pembagian takjil oleh Gerakan Mahasiswa Independen Solo Raya merupakan sarana dalam memberikan edukasi dan gerakan moral dalam ciptakan kedamaian pasca-Pemilu 2024, di samping itu dalam mempersatukan mahasiswa Solo Raya juga akan dilaksanakan deklarasi dukungan atas hasil pemilu oleh elemen mahasiswa di rumah diskusi ndalem limasan, Solo," kata Naufal, Sabtu (23/3).
Naufal mengatakan bulan suci Ramadan merupakan momen yang tepat untuk saling menghormati soal pandangan perbedaan politik, sehingga tingginya tensi pada Pemilu 2024 dapat turun, sehingga tercipta kedamaian serta kesatuan di masyarakat.
Selain itu, Naufal juga menegaskan aksi bagi-bagi takjil digelar sebagai bentuk dukungan terhadap kinerja KPU yang sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik dan penuh amanah.
Sebab, siapapun presidennya tidak menjadi soal, yang terpenting ialah stabilitas negara dan keutuhan NKRI.
Gerakan Mahasiswa Independen Solo Raya mengajak seluruh masyarakat maupun elite politik untuk bersikap dewasa dalam menyikapi hasil Pemilu 2024.
- Daftar FKG UM Surabaya Berhadiah Student Dental Kit, Catat Syaratnya
- Gubernur Jateng Akan Kuliahkan 100 Mahasiswa ke Korea Selatan
- Live Streaming Proliga 2025 Seri Solo: Pemanasan Grand Final Tersaji di Kota Batik
- Mahasiswa Merusuh saat May Day, Buruh Demak Dukung Polisi Bertindak
- Kelompok Anarko Dalang Kerusuhan Hari Buruh di Semarang, 6 Mahasiswa Jadi Tersangka
- Tersangka Kerusuhan May Day Semarang Terancam 7 Tahun Penjara