Gerakan Non Blok Harus Dihidupkan untuk Mewujudkan Struktur Dunia yang Adil

Gerakan Non Blok Harus Dihidupkan untuk Mewujudkan Struktur Dunia yang Adil
Para akademisi dari berbagai negara mengikuti tapak tilas pelaksanaan Konferensi Asia Afrika di Hotel Savoy Homann, Bandung, Selasa (8/11). Foto: Fathan

Menurut Hasto, apa yang dilakukan Bung Karno lewat pidato To Build the World Anew, KAA, dan GNB akhirnya menjadikan dunia berubah, yakni dari bipolar menjadi multipolar.

Lewat kegiatan Bandung-Belgrade-Havana itu, lanjut Hasto, para akademisi diundang untuk mencoba merasakan kembali api semangat dimaksud.

Para peserta akan dianak juga berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, yang kemudian akan lanjut melakukan sidang di Surabaya.

“Karena Bung Karno lahir di Surabaya. Dan setelah itu baru bergerak ke Bali mengikuti puncak momentum G20,” pungkas Hasto.

Acara tersebut digagas oleh Prof. Darwis Khudori. Pembukaan kegiatan dilakukan di Jakarta pada tiga hari lalu dan kini peserta sudah berada di Bandung.

Kegiatan di Bandung ini bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad).

Para peneliti yang diajak dalam program ini antara lain Annamaria Artner (Hungaria), Connie Rahakundini Bakrie (Indonesia), Isaac Bazie (Burkina Faso), Beatriz Bissio (Brasil), Marzia Casolari (Italia), Gracjan Cimek (Poland), Bruno Drweski (Polandia), Seema Mehra Parihar (India), Jean-Jacques Ngor Sene (Senegal), Istvan Tarrosy (Hungaria), Rityusha Mani Tiwary (India), Nisar Ul Haq (India). (tan/JPNN)


Gerakan Non Blok menjawab bahwa struktur dunia yang tidak adil dipengaruhi oleh perang dingin antara Barat dan Timur.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News