Gibran Diduga Melanggar Aturan Kampanye? Begini Kata Nusron Wahid

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menegaskan bahwa silaturahmi yang dilakukan Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dengan raja se-Maluku, ialah dalam konteks mendengar aspirasi dari tokoh-tokoh adat daerah.
Nusron mengimbau semua pihak agar menghargai konteks adat istiadat tersebut.
“Ada petuah Jawa yang menyatakan ‘deso mowo coro, negoro mowo toto’. Artinya setiap wilayah memiliki cara dan adat istiadatnya masing-masing. Ini harus dihargai.” jelas Nusron Wahid kepada wartawan, Sabtu, (13/1).
“Yang namanya raja itu pemimpin adat. Dalam konteks silaturahmi di Maluku, para raja itu hadir sebagai pemimpin adat. Tolong jangan dicampurkan dengan hal lain.” lanjutnya.
Menurut Nusron, konteks adat istiadat itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat terutama untuk wilayah Maluku.
Dia menjelaskan sejak dahulu, Maluku dikenal sebagai negeri Para Raja.
"Bahkan sebelum adanya pembagian wilayah jadi desa-desa. Kalau Raja hanya dianggap sebagai kepala desa, berarti tidak menghargai local wisdom, tidak menghargai adat istiadat setempat," tutur politikus Partai Golkar itu.
Nusron juga menjelaskan dalam silaturahmi itu sama sekali tidak dilakukan pembahasan terkait kebijakan ataupun dukungan yang terkait dengan desa.
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid menegaskan silaturahmi Gibran dengan para raja se-Maluku itu bentuk mendengarkan aspirasi dari tokoh daerah
- Hasil Survei Rumah Politik Indonesia: Mayoritas Publik Puas dengan Kinerja Wapres Gibran
- Aspirasi Purnawirawan TNI Perlu Disikapi Serius, Kecuali soal Pemakzulan Wapres
- Doli Golkar Nilai Tak Ada Alasan Kuat Buat Copot Gibran bin Jokowi
- Pemakzulan Gibran Pakai Alasan Pilpres, Pengamat: Prabowo Seharusnya Terdampak Juga
- Punawirawan TNI Usul Wapres Gibran Dicopot. Legislator: Mereka Tak Mau Bangsa Ini Rusak
- Arief Poyuono: Harus Ada Alasan Kuat untuk Menggulingkan Gibran