Giliran Pimpin Doa Disabot, PDIP Protes

Giliran Pimpin Doa Disabot, PDIP Protes
Giliran Pimpin Doa Disabot, PDIP Protes
"Jadi, seolah-olah dikonstruksi kader PDIP tidak bisa memimpin doa. Image building-nya jelek sekali," kritik ibu dua anak kelahiran Nganjuk, Jawa Timur, 8 Oktober 1965, itu. Menurut Eva, pengambil keputusan di DPR seharusnya konsisten terhadap sistem proporsionalitas berbasis perolehan kursi. Berdasar urut kacang, tegasnya, PDIP yang seharusnya mendapatkan giliran (memimpin doa). "Nggak fair ini. Saya malah kasihan PKS, seolah-olah disuruh doa thok (saja, Red)," ujarnya.

Ketua DPR Marzuki Alie mengatakan, persoalan itu hanya teknis. Dia menyebut, dalam sidang paripurna yang dia pimpin, kader PDIP Indah Kurnia sudah diberi kesempatan untuk memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya. "Mungkin (giliran membaca doa, Red) diberikan pada sidang berikutnya," terang Marzuki. (pri/c3/tof)


JAKARTA - Giliran memimpin doa dalam sidang paripurna di DPR ternyata bisa menjadi persoalan bernuansa politis. Itulah yang terjadi dalam sidang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News