Gizi Buruk Masih Hantui Ibu Kota

Gizi Buruk Masih Hantui Ibu Kota
Gizi Buruk Masih Hantui Ibu Kota
Selain itu, lanjut Jubaedah, gizi buruk yang diderita anaknya juga disebabkan keterbatasan ekonomi. Terlebih sang suami tidak memiliki pekerjaan tetap. Jangankan untuk membeli susu, untuk kebutuhan makan sehari-hari saja tidak tercukupi. ’’Suami saya kerja serabutan,’’ ujarnya.

Lebih lanjut katanya, sejak satu tahun terakhir anaknya sudah mengalami sakit-sakitan. Dokter menyarankan, anak saya diberi gizi yang cukup dengan memberikan susu. ’’Namun karena tidak punya uang, saya tidak pernah membeli susu hingga akhirnya anak saya kena gizi buruk,’’ tuturnya.

Hal yang sama dikatakan Wulan (23), ibu dari penderita gizi buruk Bintang. Wulan mengaku anaknya menderita gizi buruk karena keadaan ekonomi. Pendapatan suaminya tidak menentu, sedangkan dia sendiri hanya ibu rumah tangga yang tak punya penghasilan tetap. ’’Kami berharap ada perhatian dari pemerintah,’’ harapnya.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emawati, mengatakan, kasus gizi buruk yang menimpa empat anak di Jakarta Barat, bukan semata-mata karena kurangnya asupan gizi. Melainkan adanya penyakit bawaan pada anak. Salah satunya penyakit diare dan ISPA. Sehingga, makanan yang masuk ke perut tidak mampu dicerna dengan baik.

JAKARTA -- Menyandang status sebagai Ibu Kota bukan berarti bebas dari ancaman gizi buruk. Buktinya, masih ada empat balita gizi buruk di Jakarta

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News