Good News, Ini Progres Program Revitalisasi Citarum

Good News, Ini Progres Program Revitalisasi Citarum
Salah satu bagian Sungai Citarum yang dipenuhi sampah. Foto: Radar Bandung/JPG

“Sudah ribuan pohon ditanam. Jadi tidak menanam sayuran lagi yang tidak punya kekuatan ekologis atau menahan longsor," kata Desi.

Menurutnya, perubahan komoditas tanaman tak serta-merta berdampak pada perekonomian warga di hulu sungai terpanjang dan terbesar di Tatar Pasundan itu. Namun, Desi meyakini ke depan masyarakat di hulu Citarum makin mandiri. “Setidaknya kini sudah tidak lagi jadi buruh," katanya.

Namun, masih ada pekerjaan besar lainnya untuk merevitalisasi Sungai Citarum. Yakni mengedukasi masyarakat agar tak membuang sampah ke sungai yang bermuara di Laut Jawa itu.

Merujuk temuan Tim Survei Kodam III Siliwangi, pada akhir 2017 ada 20.462 ton sampah organik dan anorganik dibuang ke Sungai Citarum. Selain itu masih ada limbah berupa tinja manusia mencapai 35,5 ton per hari dan kotoran ternak 56 ton per hari.

Untuk limbah sampah, kata Desi, Satgas Citarum menyediakan tempat pembuangan sampah (TPS) sementara di dekat permukiman warga. Menurutnya, warga membuang sampah ke Citarum karena bingung tak ada TPS.

“Ternyata mereka bingung mau dibuang kemana. Tempat sampah penuh. Ini yang dibetulkan Satgas Citarum. Setelah sosialisasi, akhirnya di beberapa tempat dibuat TPS sementara," paparnya.

Karena itu, Satgas Citarum juga menggandeng bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (Bhabinkamtibmas) serta bintara pembina desa (Babinsa) di DAS Citarum sebagai penanggung jawab bank sampah. "Bahkan Babinsa, Bhabinkamtibmas jadi direktur bank sampah," terangnya.

Solusi lain dalam mengatasi persoalan limbah dan sampah adalah menjadikannya sebagai bahan pupuk. Misalnya, limbah manusia paling banyak di DAS Citarum ada di Kecamatan Kertasari dan Pacet.

Warga di kawasan hulu Sungai Citarum, Jawa Barat makin menyadari pentingnya menjaga ekologi di sungai terpanjang dan terbesar di Tatar Pasundan itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News