Gubernur: Kata Para Ahli, Dunia Kiamat pada 2050

Gubernur: Kata Para Ahli, Dunia Kiamat pada 2050
Gubernur Kalimantan Barat Cornelis. Foto: Rakyat Kalbar/JPNN.com

“Mulai ditata itu kota/kabupaten. Supaya masyarakat hidup di tanah atau lingkungan yang layak untuk hidup,” tegasnya.

Jangan sampai keteledoran pemerintah, menyebabkan lingkungan hidup atau tempat tinggal rakyat terkesan tidak layak untuk ditinggali.

“Kalbar masih bagus, masih mudah ditata. Tidak seperti Jakarta,” pesannya.

Cornelis berharap, semua rakyatnya tinggal atau berdomisili di pemukiman yang layak untuk hidup sebagai manusia.
Bukan dipaksa-paksa keadaannya. “Seperti daerah yang tidak layak, malah dijadikan pemukiman,” kritiknya.

Mantan Bupati Landak itu menilai, fenomena kehidupan manusia di Indonesia saat ini terkesan aneh. Seperti membangun pemukiman di tempat yang tidak layak untuk ditinggali.

“Misalnya tinggal di daerah bekas pertambangan. Contoh, ada tambang emas tanpa izin. Tanah dibongkar, zat beracun di dalam tanah lalu keluar. Bagaimana manusia bernapas dan hidup di tempat begitu, tapi kenyataannya ada yang tinggal di situ,” ingatnya.

Otoritas terkait mestinya mampu menata suatu lingkungan yang belum terlalu parah. Sehingga warga Kalbar bisa hidup di lingkungan yang memang layak untuk tinggali.

“Jika lingkungan sudah layak untuk hidup, tentu berbadan sehat serta berjiwa sehat,” ujar Cornelis.

Gubernur Kalimantan Barat Cornelis menilai, kualitas hidup manusia di sejumlah kabupaten/kota di Kalbar buruk dan tidak layak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News