Gubernur Sumbar Protes Alkitab Berbahasa Minang, Warga Jabar Santai Saja Ada Lagu Kristen Sunda

Gubernur Sumbar Protes Alkitab Berbahasa Minang, Warga Jabar Santai Saja Ada Lagu Kristen Sunda
Aplikasi berbahasa Minang di Google Play. Foto: tangkapan layar

Budiman menyertakan sejumlah video dalam kicauannya. Dia mempertanyakan alasan Gubernur Sumbar sebenarnya.

Budiman khawatir ada kaitannya dengan pelaksanaan pilkada. Sumbar diketahui salah satu daerah yang akan melaksanakan pemilihan kepala daerah pada Pilkada Serentak 2020.

"Ini soal keIslaman, kesukuan atau urusan Pillkada? Bayangkan jika Alquran dilarang diterjemahkan jadi bahasa Itali, Sinhala, Burma, Spanyol, Portugis? Mereka yang memaklumi usulan Gubernur Sumbar tak punya hak moral mengecam orang Itali, Spanyol atau Srilanka," kicau @budimandjatmiko.

Budiman kembali mengingatkan agar masing-masing pihak tidak memperlakukan orang lain dengan hal-hal yang dia sendiri tak ingin diperlakukan demikian.

Dia kemudian menjabarkan bahwa identitas kekristenan dengan bangsa Armenia sangat kuat. Bahkan di salah satu sudut Yerusalem, ada area Kristen Armenia persis di samping Katholik dan Ortodoks.

Hal itu menunjukkan kuatnya identitas kekristenan pada bangsa Armenia. Meski demikian, tetap ada bangsa Armenia yang menganut ajaran muslim. Budiman menyertakan video sebuah masjid di Yerevan.

Budiman kemudian menyinggung peran bahasa dalam kehidupan manusia. Menurutnya, bahasa merupakan kecerdasan kognitif pertama manusia yang lahir 70 ribu tahun lalu.

"Bahasa itu jendela dan jembatan individu untuk menjangkau "segala hal di luar sana". Saat bahasamu jadi eksklusif, kamu menutup jendela pengetahuan & membakar jembatan peradaban," twit @budimandjatmiko.

Reaksi Gubernur Sumbar yang meminta Menkominfo menghapus aplikasi Alkitab berbahasa Minang dari Play Store Google berbeda dengan warga Jabar yang tak bermasalah lagu rohani Kristen berbahasa Sunda.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News