Gunakan Kacamata Berbeda, Pengamat Ini Sebut Ekonomi Masih Jauh dari Pulih

Sementara itu untuk 2022 mendatang, Awalil menilai banyak faktor risiko tinggi yang akan berdampak pada perekonomian negara.
Terdapat 10 faktor yang ia pandang sebagai risiko untuk tahun 2022, di antaranya belanja dan pengeluaran negara yang tak efisien, beban utang pemerintah yang meningkat, memburuknya kondisi keuangan beberapa BUMN berskala besar, kepemimpinan surat berharga negara (SBN) oleh Bank Indonesia dan bank yang besar, serta kepemilikan SBN pihak asing yang cenderung stagnan.
Kemudian, lanjut Awalil, faktor laju penyaluran kredit yang masih lambat, laju kredit usaha mikro yang juga lambat bahkan masih kontraksi juga mempengaruhi ekonomi ke depan.
"Kapasitas produksi sektor riil yang butuh waktu untuk pulih, tantangan ekonomi digital yang masih direspons secara sporadic, dan kebijakan otoritas yang kurang konsisten dan tak sinergis," lanjutnya. (mcr28/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Kepala Ekonomi Pusat Belajar Rakyat Awalil Rizky menyebut sejumlah risiko tinggi membayangi laju pertumbuhan ekonomi 2022.
Redaktur : Adil
Reporter : Wenti Ayu
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Pemerintah Optimistis Penguatan Ekonomi Syariah Mendongkrak Target Pertumbuhan 8% di 2029
- Perputaran Uang Judol Capai Rp1.200 Triliun, DPR: Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
- Kinerja 2024 Moncer, Jasindo Perkuat Peran Pertumbuhan Ekonomi Nasional & Literasi Asuransi
- Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Kanwil Bea Cukai Jakarta Beri Fasilitas TBB ke Perusahaan Ini
- Analis Sebut Kans Ekonomi Indonesia Alami Perkembangan Progresif