Gunung Garam

Gunung Garam
Dahlan Iskan di Gunung Garam, Pakistan. Foto: disway

jpnn.com - Pun sebelum masehi. Daerah ini sudah jadi rebutan. Yang sekarang menjadi bagian dari Pakistan.

Nama daerah ini: Khewra. Tidak jauh dari kota Faisalabad. Di antara Lahore dan Islamabad.

Emas belum begitu penting saat itu. Kalah mahal dengan garam. Ketika masyarakat masih hidup dari hasil buruan. Ketika daging memerlukan bahan pengawet: garam. Sekalian penyedap rasa.

Baca Juga:

Besi juga penting. Juga mengalahkan emas. Agar bisa berburu. Atau menyerang musuh. Itulah sebabnya perdagangan pertama di dunia adalah barter antara garam dan besi.

Masyarakat saat itu masih berorientasi ke hutan. Ke pedalaman. Belum ke lautan. Belum tahu bahwa garam bisa dibuat seperti di Madura: dari air laut.

Khewra punya satu gunung. Dari dalamnya merembet air. Rasanya asin. Itulah rasa yang kemudian diberi nama garam.

Baca Juga:

Kawasan sekitar gunung ini gersang. Tidak ada pohon tinggi. Tidak bisa hidup.

Tanaman yang ada hanya perdu. Ada lagi sejenis kaliandra. Jarang-jarang. Orang menjadikannya bahan baku arang. Diangkut dengan unta-unta. Yang banyak dibiakkan di daerah ini.

Saya diminta menjilat dinding bata itu. Benar saja. Dinding itu asin. Maka tidaklah berlaku pepatah itu di sini: asam di gunung, garam di laut...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News