Gunung Garam

Gunung Garam
Dahlan Iskan di Gunung Garam, Pakistan. Foto: disway

Ketika penjajah Inggris masuk mulailah gunung ini dijajah. Dikuasai satu perusahaan pengolah garam.

Baca Juga:

Tentu saya harus ke gunung garam ini. Tiga jam naik mobil dari Lahore. Seumur hidup belum pernah saya melihat garam yang sumbernya dari tambang.

Sebagian gunung ini sudah dijadikan obyek wisata. Yakni di sisi yang menambangan garamnya sudah ditinggalkan. Pindah ke sisi gunung yang lain.

Pabrik garam yang di sisi 'sini' pun sudah tutup, tetapi rel masuk ke dalam gunung ini masih ada. Itulah rel kereta pengangkut garam. Dari perut gunung. Menuju pabrik garam di bawah gunung.

Saya pun menggunakan kereta itu. Masuk ke dalam gunung. Melalui terowongan kecil. Yang hanya cukup untuk rangkaian kereta yang mirip kereta kelinci di taman hiburan.

Kalau mau murah bisa juga memasuki terowongan dengan jalan kaki. Di kanan-kiri rel. Hanya saja harus sering berhenti. Memepetkan badan ke tebing. Saat kereta kelinci lewat. Agar tidak kesenggol.

Banyak juga yang memilih jalan kaki seperti itu.

Terowongan ini panjangnya 1 km. Kami pun turun. Terowongan itu bercabang-cabang. Saya harus memilih memasuki cabang yang mana. Yang sudah tidak ada relnya lagi.

Saya diminta menjilat dinding bata itu. Benar saja. Dinding itu asin. Maka tidaklah berlaku pepatah itu di sini: asam di gunung, garam di laut...

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News