Gunung Kawi

Oleh: Dahlan Iskan

Gunung Kawi
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya ikut tahlil bersama mereka. Mereka rombongan 60 orang. Satu bus besar. Semua warga NU. Mereka lagi tur ziarah: Makam Bung Karno, Makam Gunung Kawi, dan masjid 1000 pintu di Turen.

Tentu saya ingin ketemu pewaris juru kunci makam itu. Rumahnya di kiri jalan sebelum gerbang makam. Yakni rumah beton seperti rumah orang berada di kota.

Di ruang tamunya saya lihat ada simbol kerajaan Ngayogyokarto Hadiningrat. Lalu ada foto-foto tua.

"Benarkah itu simbol Keraton Yogyakarta?" tanya saya sambil menunjuk ke arah logo tersebut.

"Benar," jawab Yana. "Kami berasal dari Yogyakarta," ujarnya.

"Itu foto siapa?" tanya saya sambil menuju foto orang tua di dinding.

"Buyutnya ayah saya," katanya. "Beliau meninggal tahun 1871," tambahnya.

Mendengar tahun itu saya pun menebak: ini pasti ada hubungannya dengan Perang Diponegoro.

Anda mungkin lebih tahu mengapa Gunung Kawi lantas bertransformasi menjadi lambang tempat berdoa untuk menjadi kaya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News