Gunung Nuh

Oleh Dahlan Iskan

Gunung Nuh
Dahlan Iskan dan M Nuh. Foto: disway.id

Begitu awalnya kita menyadari akan datangnya era digital. Sampai mendapat gelar negeri ketiga pertama yang memiliki satelit sendiri.

Pun lihatlah tahun berapa peluncuran TV digital: 2009. Alias 11 tahun lalu.

Namun penerapan TV digital belum bisa dilaksanakan sampai sekarang. Terhalang kepentingan bisnis kelompok tertentu.

Langkah menuju masyarakat digital seperti mandeg. Sehingga ketika terjadi pandemi, untuk mengutip istilah Jawa dari Pak Nuh, gedandapan.

"Dalam proses digitalisasi masyarakat itu kita kehilangan waktu satu dekade," ujar Pak Nuh. Dekade yang hilang di bidang digital.

Tiga hal yang menjadi perhatian pokok Pak Nuh di bidang sekolah online ini. Pertama, mahalnya pulsa bagi 70 juta peserta didik. Di segala tingkatan.

Kedua, perlunya dipahami beda belajar 'di' rumah dan belajar 'dari' rumah. Ketiga, perlunya evaluasi atas terjadinya losses di proses pendidikan secara online.

Proses pendidikan itu, kata beliau, adalah untuk membentuk karakter, mengajarkan skill, dan meningkatkan ilmu pengetahuan.

Pak Nuh sangat setuju dengan sekolah online di masa pandemi ini. Hanya saja kok kita gedandapan. Terkaget-kaget.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News