Guo Bannon

Oleh Dahlan Iskan

Guo Bannon
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Atau mendirikan partai yang pro kulit putih. Bannon keliling Eropa. Ceramah di mana-mana. Isinya sama: membangkitkan semangat kulit putih.

Kini perjuangan Bannon fokus ke Tiongkok. Ia mengecam Trump: mengapa mengurus Iran dan Korea Utara. Itu kecil, katanya. Amerika, kata Bannon, harus langsung ke yang besar: gulingkan Tiongkok.

Sudah lama Bannon punya ambisi menghancurkan Tiongkok. Sejak tahun 2008 lalu. "Saat itu saya sudah mengingatkan Amerika akan bahaya Naga Tidur," kata Bannon pada Washington Times.

Alumnus Virginia Tech, Georgetown University dan Harvard itu mengaku sangat tahu soal Tiongkok. Ia pernah jadi pengusaha. Punya hubungan dagang dengan Tiongkok. Sering ke Shanghai.

Bannon juga hadir di peristiwa yang menggerakkan emosinya ini: pembukaan Olimpiade Beijing. Tahun 2008. Yang menakjubkan dunia itu.

Ia setengah tidak percaya pertunjukan itu terjadi di Beijing. Yang di mata Amerika itu negara miskin. Begitu dahsyatnya. Begitu dalam maknanya. Begitu kolosal pengerahan pelakunya.

Dari situlah Bannon berkesimpulan: Tiongkok sangat membahayakan.  Ia juga berkesimpulan adegan-adegan yang digambarkan dalam pembukaan itu satu pertanda: Tiongkok punya ambisi menguasai dunia.

Tiongkok juga merindukan kejayaan masa lalunya. Yang sejarahnya lebih dari 4.000 tahun.

Steve Bannon berkesimpulan: Tiongkok sangat membahayakan. Sudah lama dia punya ambisi menghancurkan Tiongkok. Sejak tahun 2008 lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News