Guru Besar IPB Ajak PDIP Jadi Motor Menciptakan Kedaulatan Pangan di Indonesia

Guru Besar IPB Ajak PDIP Jadi Motor Menciptakan Kedaulatan Pangan di Indonesia
Diskusi bertema Inovasi Teknologi dan Kebijakan Politik-Ekonomi Untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan di kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/9). Dokumen DPP PDIP

"Jadi, semangat untuk memangkas impor untuk menurunkan impor harus menjadi semangat PDI Perjuangan. Bagaimana itu bisa tercapai,” kata Andreas.

Kemudian, dia dalam diskusi mmenyampaikan alasan harga kedelai Indonesia hancur. Hal itu dimulai pada 2000 saat impor kedelai dari Amerika Serikat di angka Rp1.500.

Sementara itu, kaya dia, biaya produksi kedelai di tingkat petani Indonesia lebih besar dari harga impor, yakni mencapai Rp2.500.

“Itu yang menyebabkan hancurnya program kedelai kita sampai sekarang,” lanjut Andreas.

Secara makro, Dwi Andreas juga mengungkapkan bahwa impor pangan Indonesia pada 10 tahun terakhir ini mencapai dua kali lipat.

Neraca perdagangan Indonesia untuk pangan juga melonjak hampir dua kali lipat dari minus USD8,9 miliar pada 2013, sedangkan 2022 minus USD16,2 miliar.

“Rp243 triliun kita buang percuma untuk pangan,” kata dia.

Oleh karena itu, Andreas menilai pentingnya bagi PDIP untuk membuat konsep inovasi kebijakan politik-ekonomi.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santoso mengajak PDIP menjadi motor dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News