Gus Jazil: Manfaatkan Bulan Ramadan untuk Memperdalam Al-qur'an

Gus Jazil: Manfaatkan Bulan Ramadan untuk Memperdalam Al-qur'an
Wakil Ketua MPR RI, Dr. H. Jazilul Fawaid atau Gus Jazil. Foto: Humas MPR RI

”Jejaring kebangsaan, nasionalisme itu lahir dari ajaran kitab-kitab kuning. Salah satunya dari Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi. Bangsa ini bangsa yang diberkati karena lahir dari jasa para ulama. Jas hijau, jangan sekali-kali hilangkan jasa ulama,” serunya.

Gus Jazil memaparkan Kitab Maroh Labib ditulis Syekh Nawani al-Bantani al-Jawi yang merupakan keturunan ke-12 dari Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Beliau merupakan cucu dari Maulana Hasanuddin, Banten.

”Beliau hampir satu periode dengan Pangeran Diponegoro. Beliau pernah pulang ke Tanara, Banten, namun pada 1828 kembali lagi ke Arab Saudi karena keadaan di Banten tidak kondusif. Banyak tokoh yang belajar ke beliau. Semua tokoh ulama besar di Indonesia belajar ke Syekh Nawawi al-Bantani. Syekh Kholil Bangkalan, Syekh KH Hasyim Asy’ari, bahkan KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah pun belajar dari beliau. KH Asnawi Kudus juga,” ujar Gus Jazil.

Gus Jazil pun menceritakan bahwa Syekh Nawawi merupakan ulama multitalenta dan dikenal sebagai ilmuan besar di wilayah Hijaz yang sangat produktif menulis kitab. Tidak kurang dari 115 kitab yang ditulisnya, meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis.

Karena kemasyhurannya, Syekh Nawawi al-Bantani kemudian dijuluki Sayyid Ulama al-Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz), al-Imam al-Muhaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq (Imam yang Mumpuni ilmunya), A'yan Ulama al-Qarn al-Ram Asyar li al-Hijrah (Tokoh Ulama Abad 14 Hijriyah), hingga Imam Ulama al-Haramain (Imam Ulama Dua Kota Suci).

”Alhamdulillah saya pernah berziarah ke makam beliau di Ma’la, sekitar 10 meter dari Makam Khadijah al-Kubra. Ketika Wahabi menang di Arab, makam beliau sempat dibongkar untuk dipindahkan. Tetapi begitu dibongkar, kafan beliau semua utuh sehingga diambil keputusan beliau kembali dimakamkan di Ma’la,” paparnya.

Selain untuk mengkaji Kitab Maroh Labib, acara tersebut juga dimaksudkan untuk mendoakan para prajurit yang gugur dalam peristiwa tenggelamnya Kapal Selam KRI Nanggala 402.

Menurut Gus Jazil, mereka merupakan para pahlawan dan sekaligus syuhada yang gugur saat bertugas.

Menurut Gus Jazil- sapaan akrab Jazilul Fawaid- Bulan Suci Ramadan harus dimanfaatkan untuk memperdalam ilmu-ilmu Al-qur’an dengan membaca maupun memahami isinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News