Gus Jazil: Toleransi jadi Prasyarat Utama Sebuah Negara
Menurut Gus Jazil, sejak Indonesia lahir sampai sekarang dan karena negeri ini dibangun di atas pondasi toleransi, semestinya tidak muncul kasus-kasus yang sifatnya rasialis, penistaan agama, bullying, penghinaan asal-usul orang atau lain-lain di atas negara yang toleran ini.
"Indonesia yang dibangun berdasarkan hukum, semua masyarakat harus tunduk kepada hukum. Inilah yang mengatur toleransi," ungkapnya.
Menurut Gus Jazil, toleransi mengandung dua dimensi.
Pertama, dimensi ketidaksetujuan dengan pendapat atau pikiran orang lain.
"Kalau setuju, nggak usah ada toleransi. Justru karena berbeda-beda pandangan, konsep, pikiran, karena ada dimensi ketidaksetujuan satu dengan yang lainnya maka diperlukan toleransi," katanya.
Dia menambahkan dimensi kedua, kalau ada perbedaan pendapat, tidak boleh memaksakan pilihan dan pikiran kepada orang lain.
"Dalam semua agama ataupun negara, itu selalu ada yang disebut bibit perbedaan bahkan cara pandang yang berbeda-beda dalam satu tempat," jelasnya.
Namun, ia menambahkan muncul juga pikiran yang menyalahkan yang lainnya, maupu memaksakan pikirannya sendiri.
Gus Jazil menegasakan meskipun beragam, Indonesia adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Persatuan dan toleransi menjadi pondasi keutuhan sebuah negara.
- Terima Daulat Budaya Nusantara, Bamsoet Dukung Touring Kebudayaan Borobudur to Berlin
- Sambut Baik Putusan MK, Syarief Hasan: Saatnya Semua Komponen Bangsa Bersatu
- Mbak Rerie Minta Permasalahan Pungli dan Sampah Menumpuk di Lokasi Wisata Harus segera Diatasi
- Bamsoet Apresiasi 60 Kader Pemuda Pancasila Terpilih dalam Pemilu Legislatif 2024
- Ketua MPR Bamsoet Ajak Masyarakat Hormati Putusan MK: Waktu Bertanding Sudah Selesai
- Sean Gelael KalahkanValentino Rossi di FIA WEC 2024, Bamsoet Bilang Begini