Hadapi Fleksibilitas Pasar Kerja, Menaker Ajak Masyarakat Ubah Paradigma

Hadapi Fleksibilitas Pasar Kerja, Menaker Ajak Masyarakat Ubah Paradigma
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri. Foto: Humas Kemnaker

Bentuk dari self defence capacity tersebut, jelas Hanif, adalah keterampilan yang dapat berubah dan beradaptasi dengan cepat sesuai dengan kebutuhan zaman.

"Kuncinya adalah skill yang terus berkembang dan jaminan sosial untuk semua orang,” jelasnya.

BACA JUGA : PA 212 Tidak Undang Amien Rais di Ijtimak Ulama IV, Begini Alasannya

Selain perubahan paradigma, Hanif menyebut pasar kerja yang fleksibel harus dihadapi dengan perubahan ekosistem ketenagakerjaan, dari ekosistem yang rigid/kaku menjadi ekosistem yang dinamis dan fleksibel.

Dia mencontohkan, saat ini Indonesia telah memiliki SDM berkualitas. Namun, dari sisi jumlah masih sedikit dan dari sisi persebaran belum merata.

"Lebih dari 80% pekerja skill kita tersebar di Jawa, Sumatera, dan Bali. Itu artinya yang pertama kali kita perbaiki ekosistem kita. Dari yang rigid kaya kanebo kering kita transform menjadi fleksibel," ujarnya.

Senada dengan Menaker, CEO Sintesa Group, Shinta Widjaja Kamdani, menyebut perlunya peran dunia usaha dalam menghadapi fleksibilitas pasar kerja di masa depan. Dunia usaha harus terlibat dalam menyiapkan SDM yang memiliki keterampilan fleksibel.

"Tentu kita harus memperhatikan program-program yang bisa mengembangkan skill dan keterampilan tenaga kerja. Karena yang dibutuhkan adalah competitiveness," kata Shinta.

Saat ini Indonesia telah memiliki SDM berkualitas tetapi dari sisi jumlah masih sedikit dan dari sisi persebaran belum merata.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News