Hadapi Revolusi Industri 4.0 dengan Inovasi dan Keterampilan
Namun, Dirjen Bambang berpendapat bahwa permasalahan tenaga kerja sejatinya berawal dari sektor hulu yakni pendidikan. Selama ini pendidikan belum mampu mengantarkan sepenuhnya tenaga kerja masuk dunia kerja.
Pendidikan di Indonesia belum mampu mengantarkan sepenuhnya tenaga kerja masuk ke dunia kerja.
“Kalau dari sisi hulu-nya sudah dibenahi dengan baik, maka ke depan akan berjalan baik. Patut dipikirkan bersama, sudah seharusnya melakukan reformasi pendidikan, “ katanya.
Sementara di tahun 2021-2025, pekerjaan mengenai pemeliharaan dan instalasi, mediasi, medis, analis data, manajer sistem informasi, konselor vokasi, analis dampak lingkungan akan bertumbuh.
Sebaliknya, pekerjaan yang akan mengalami penurunan adalah resepsionis, tukang kayu, disain tiga dimensi, pengolah semikonduktor, teller bank, travel agents, juru masak fast-food dan operator mesin.
Dirjen Bambang mengungkapkan diprediksi tahun 2026-2030, jenis pekerjaan perancang, pemograman kecerdasan bautan, perancang dan pengendali mesin otomasi, perancang sofware dan game online akan bertumbuh.
“Tapi jenis pekerjaan ahli las, staf akuntan, operator mesin, supir truk dan ahli mesin mulai tersingkir. Padahal jumlah supir truk kita ada sekitar 6 juta,“ tandasnya. (jpnn)
Tergerusnya berbagai pekerja sejak revolusi industri 1 hingga 3, dipastikan juga akan memunculkan jenis pekerjaan baru.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Menaker Ida Fauziyah Apresiasi PKB Manajemen & Serikat Pekerja Freeport, Simak Pesannya
- Menaker Ida Sebut Dokumen Program K3 Nasional 2024-2024 untuk Tingkatkan Kemajuan
- Menaker Ida Sebut Transformasi BLK Tingkatkan Kualitas Pelatihan Vokasi
- Menaker Ida Fauziyah Ungkap Tujuan Transformasi Balai Latihan Kerja
- Kemnaker Ajak Jepang Investasi Berikan Pelatihan Bahasa bagi Kandidat SSW Indonesia
- Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi Berharap Banyak Peserta SSW Bekerja di Jepang