Hadiri Forum PBB, Menteri LHK Siti Sampaikan Langkah dan Upaya Sinergis Indonesia Mengelola Air Tanah

Hadiri Forum PBB, Menteri LHK Siti Sampaikan Langkah dan Upaya Sinergis Indonesia Mengelola Air Tanah
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya saat menghadiri UN Water Summit on Groundwater di Paris, Prancis, Rabu (7/12) waktu setempat. Foto: Dok. KLHK

Ketiga, sinergi air tanah dengan lingkungan, dan keempat, sinergi air tanah dengan teknologi.

Kelima, sinergi dengan relevansi dan kegiatan masyarakat khususnya pada penggunaan air yang efisien, menerapkan praktik kebutuhan air tanaman; dan neraca air untuk tindakan adaptasi iklim.

“Dalam hal ini, kembali saya tegaskan bahwa penting untuk melindungi kuantitas dan kualitas sumber daya air tanah, memastikan pemanfaatannya secara berkelanjutan, dan melindungi tempat dan wilayah sumber daya air,” ujar Menteri Siti.

Selain itu, menurut Menteri Siti, peningkatan kapasitas kelembagaan dan sinergi antara kementerian terkait, pemerintah daerah dan masyarakat juga merupakan langkah-langkah yang diperlukan.

Angkat Topik-topik Penting

UN Water Summit on Groundwater mengangkat topik-topik penting pada setiap sesi yang diselenggarakan, dengan fokus pada aspek penting (akselerator) yang dapat mendukung pengelolaan dan pemanfaatan air tanah berkelanjutan untuk akselerasi pencapaian Sustainable Development Goals.

Selain itu, Pertemuan ini juga berfokus pada beberapa isu tematik lainnya, termasuk penguatan dialog pada tingkat regional, penguatan kerja sama pengelolaan akuifer lintas batas, pengelolaan air tanah di Afrika, pentingnya sinergi ilmu pengetahuan dan kebijakan, serta peran pemuda.

Di samping menyampaikan praktik-praktik baik pengelolaan air tanah di Indonesia, Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga membawa misi untuk mempromosikan ketuanrumahan Indonesia dalam penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali pada tahun 2024 dengan tema “Water for Shared Prosperity”.

Air tanah meliputi 99 persen air di dunia, namun hanya sekitar 25 persen digunakan secara global dengan proporsi 50 persen sebagai sumber kebutuhan air minum.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News