Hakka

Oleh Dahlan Iskan

Hakka
Dahlan Iskan.

Kami sama-sama menunggu di bandara Cengkareng, Jakarta. Lama. Berjam-jam. Saya bisa ngobrol panjang dengan Tjhai Chun Mie.

Baca Juga:

Sesekali Chun Mie menerima telepon. Dalam bahasa yang tidak saya mengerti. Termasuk info yang paling kami tunggu: apakah bandara Pontianak sudah bisa didarati. Setelah terhalang pesawat Lion. Yang terperosok ke rumput di ujung landasan.

"Sebenarnya dalam visi misi saya tidak memprioritaskan bandara," ujar Tjhai Chun Mie. "Saya takut tidak bisa merealisasikan," tambahnya.

Dia tahu. Sudah tiga wali kota menjanjikan bandara. Tidak ada yang bisa.

Chun Mie merasa beruntung. Punya waktu yang cukup untuk membuat perencanaan. Dia sudah resmi terpilih. Tapi pelantikannya baru 9 bulan kemudian. Pilkada serentak adalah penyebabnya.

Selama penantian itu dia manfaatkan untuk mendalami persoalan. Menemui banyak orang.

Akhirnya Chun Mie tahu. Ada peluang membebaskan tanah untuk bandara. Seluas 160 ha. Dengan cara yang sangat murah.

Wali kota ini memang ramah. Cukup rendah hati. Kalau bicara jelas. Padat. Tidak bersayap. Tidak muter-muter. Tapi juga tidak ngotot.

Wali Kota Singkawang Tjhai Chun Mie adalah Ahok versi wanita. Dengan kelebihan: bicaranya lebih terkontrol.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News