Hamas-Fatah Damai, Siapkan Palestina Merdeka

Hamas-Fatah Damai, Siapkan Palestina Merdeka
Hamas-Fatah Damai, Siapkan Palestina Merdeka
Sebelum kembali dipertemukan dalam dialog damai pekan lalu, pertemuan terakhir Abbas dan Meshaal terjadi pada April 2007. Tepatnya, enam pekan sebelum baku tembak pecah di Gaza dan membelah Palestina menjadi dua. Ketika itu, Abbas menemui Meshaal di Kota Damaskus, Syria. Sebab, pemimpin Hamas tersebut memang diasingkan di luar negeri.

Tampaknya, Abbas memang sengaja tidak memublikasikan proses rekonsiliasi yang sedang diupayakan dengan Hamas. Pemimpin 76 tahun yang dikenal sebagai sosok moderat itu lebih memilih berdamai dengan rival politiknya dan mengabaikan citra Hamas yang radikal. Dia yakin, Hamas pun punya cita-cita yang sama untuk memerdekakan Palestina.

Di sisi lain, kesepakatan damai Fatah dan Hamas menyiratkan kekecewaan mendalam Abbas terhadap Amerika Serikat (AS). Sekutu Israel yang paling santer meneriakkan dialog damai dua negara itu pada akhirnya tak mampu memaksa Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu kembali ke meja perundingan. Israel pun tetap ngotot membangun permukiman Yahudi di wilayah sengketa.

"Kapanpun, saya siap berdialog damai dengan Israel. Tapi, mereka harus berhenti memekarkan permukiman Yahudi di wilayah kami," kata Abbas yang mengaku mendapatkan telepon dari Netanyahu soal kelanjutan konsep jalan damai (roadmap) dua negara. Sejauh ini, dialog damai dua negara jalan di tempat. Terutama, setelah Israel menolak menghentikan pembangunan di permukiman Yahudi di Tepi Barat.

RAMALLAH - Meski dialog damai dengan Israel batal terlaksana, persiapan Palestina menjadi negara merdeka jalan terus. Rabu lalu (27/4), para petinggi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News