Hampir 20 Juta Orang Jadi Korban Krisis Pangan Tahun Lalu, Akankah 2021 Lebih Baik?

Hampir 20 Juta Orang Jadi Korban Krisis Pangan Tahun Lalu, Akankah 2021 Lebih Baik?
Anak Ethiopia yang menyelamatkan diri dari perang di wilayah Tingray, membawa piring sambil mengantri untuk mendapatkan makanan di kamp Um-Rakoba, perbatasan Sudan-Ethiopia, wilayah bagian Al-adarif, Sudan, Kamis (1/11/2020). Foto: ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Nureldin Abdallah/WSJ/djo

jpnn.com, JAKARTA - Global Network Against Food Crises melaporkan bahwa hampir 20 juta orang menghadapi krisis pangan tahun lalu di tengah konflik bersenjata, pandemi COVID-19, dan cuaca ekstrem. Situasi tahun ini diprediksi tak jauh berbeda.

Badan kemanusiaan, yang didirikan pada 2016 oleh Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu juga memperingatkan bahwa kerawanan pangan akut terus memburuk sejak 2017, tahun pertama laporan tahunannya terkait krisis pangan.

"Kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk mengakhiri lingkaran setan ini. Tidak ada tempat untuk kelaparan dan penderitaan di abad ke-21," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Dia menambahkan bahwa konflik dan kelaparan perlu ditangani bersama, karena keduanya saling memperkuat.

Didefinisikan sebagai kekurangan pangan yang mengancam kehidupan, mata pencaharian atau keduanya, kerawanan pangan akut pada tingkat krisis atau lebih buruk berdampak pada sedikitnya 155 juta orang tahun lalu, jumlah tertinggi dalam lima tahun laporan tersebut.

Guterres memperingatkan situasi diperkirakan tidak akan membaik tahun ini, didorong pertama dan terutama oleh konflik, tetapi dengan tindakan pencegahan terkait dengan pandemi COVID-19 menjadi faktor yang memperburuk.

Dua dari tiga orang yang terkena dampak krisis pangan tahun lalu berada di Afrika, meskipun bagian lain dunia tidak luput, dengan Yaman, Afghanistan, Suriah, dan Haiti di antara 10 lokasi yang paling parah terkena dampak.

"Pandemi COVID-19 telah mengungkapkan kerapuhan sistem pangan global dan kebutuhan akan sistem yang lebih adil, berkelanjutan, dan tangguh," kata EU, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Program Pangan Dunia PBB, dan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat dalam pernyataan bersama.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu juga memperingatkan bahwa kerawanan pangan akut terus memburuk sejak 2017

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News