Hampir Semua Perusahaan Migas Dunia Merugi

Hampir Semua Perusahaan Migas Dunia Merugi
Ilustrasi eksplorasi migas. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Abra P.G Talattov menyoroti perusahaan minyak yang mengalami kerugian besar karena dampak pandemi.

Abra menuturkan hampir seluruh perusahaan minyak dan gas dunia mengalami kerugian besar. Bahkan, kerugian tersebut jauh di atas Pertamina, sebesar Rp11 triliun.

Exxon Mobil misalnya, merugi hingga USD1,03 billion, BP rugi USD6,7 billion, Total USD8,4 billion atau sekitar Rp123 triliun. Bahkan, Shell merugi hingga USD18,4 billion atau sekitar Rp270,4 triliun.

“Melihat pukulan hebat terhadap perusahaan migas, kerugian Pertamina sebenarnya sangat kecil. Perusahaan migas dunia rugi jauh di atas Pertamina. Inilah menariknya. Karena menunjukkan kemampuan manajemen Pertamina untuk menjaga kerugian agar tidak terlalu dalam,” tutur Abra.

Menurut Abra, kebijakan manajemen Pertamina terbukti efektif menjaga BUMN energi tersebut agar tetap bertahan dalam situasi sangat sulit.

Dalam hal ini, Pertamina dinilai sangat sigap dan responsif sehingga melakukan kebijakan efisiensi pemotongan CAPEX.  Selain itu, juga melakukan prioritas untuk proyek-proyek strategis dan juga refinancing.

“Secara financial engineering, itu merupakan langkah tepat untuk menahan laju kerugian terlalu dalam,” jelas Abra.

Kemampuan manajemen, jelas Abra, membuat Pertamina bisa menurunkan beban. Dengan demikian, BUMN tersebut tetap bisa melakukan operasional dari hulu ke hilir untuk menjaga agar roda ekonomi nasional terus berputar.

Hampir seluruh perusahaan minyak dan gas dunia mengalami kerugian besar. Bahkan, kerugian tersebut jauh di atas Pertamina, sebesar Rp11 triliun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News