Hampir Setiap Pekan Ada Pasien Gagal Ginjal Meninggal

Hampir Setiap Pekan Ada Pasien Gagal Ginjal Meninggal
Pendiri komunitas pasien cuci darah Tony Samosir saat berada di Kawasan Kemang, Jakarta, Selasa (18/7/2017). FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Tak ayal, perempuan asal Jogjakarta itu pun meminta advokasi dari KPCDI. Kebetulan, dia sudah bergabung dalam komunitas tersebut.

“Semua bukti tak kumpulin. KPCDI lalu mengadvokasi. Sekarang sudah berubah (tidak ada hari libur, Red),” ungkapnya semringah.

Bukan hanya itu. Bersama KPCDI, dia aktif memberikan penyuluhan kepada pasien di RS tersebut.

Selama ini, kedisiplinan pasien untuk tertib cuci darah masih rendah. Akibatnya, tidak sedikit yang berujung pada kematian.

“KPCDI memperjuangkan hak pasien. Hal seperti ini penting karena efeknya nyawa,” tegas perempuan 23 tahun tersebut.

KPCDI merupakan komunitas yang aktif memberikan perlindungan kepada para penderita gagal ginjal.

Sebagaimana namanya, komunitas yang sudah berdiri hingga dua tahun tersebut berisi orang-orang yang menjalani atau berkecimpung dengan dunia hemodialisis alias cuci darah.

“Ada dokter, ada pendamping. Tapi, 80 persen merupakan penderita gagal ginjal,” kata pendiri KPCDI Tony Richard Alexander Samosir saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta, Juli lalu.

Para penderita gagal ginjal berserikat untuk memperjuangkan hak-haknya mendapatkan layanan pengobatan yang layak. Baru dua tahun, sudah ribuan pasien

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News