Harga BBM Tergantung Kondisi Selat Hormuz

Harga BBM Tergantung Kondisi Selat Hormuz
Harga BBM Tergantung Kondisi Selat Hormuz
Namun, jika pada April hingga Juni ini harga ICP bisa tetap berada di atas USD 120 per barel, setidaknya pada pertengahan tahun ini pemerintah sudah berwenang menaikkan harga BBM. Harga ICP sepanjang enam bulan terakhir memang menunjukkan tren kenaikan. Pada Oktober 2011, harganya mencapai USD 109,25 per barel, November USD 112,94, dan Desember USD 110,70. Kemudian pada Januari 2012 mencapai USD 115,90 per barel, Februari USD 122,17, dan Maret sekitar USD 128 per barel. Harga ICP selalu lebih tinggi dibandingkan harga WTI (West Texas Intermediate) dan minyak mentah London alias Brent.

Kurtubi menambahkan, dengan harga BBM yang masih cukup murah, kuota dalam APBNP sebesar 40 miliar liter pasti akan terlewati. "Pemerintah tidak bisa melarang untuk jangan membeli bensin," kata Kurtubi.

Ekonom Mirza Adityaswara mengatakan tertundanya kenaikan harga BBM dari rencana semula 1 April akan menimbulkan sejumlah dampak buruk. Harga-harga kebutuhan pokok sudah telanjur naik karena antisipasi psikologis. Padahal, alokasi subsidi khusus untuk rakyat miskin tidak jadi dibagikan. "Subsidi energi terus meninggi, tapi harga sudah kadung naik," kata Mirza.

Secara fiskal, menurut Mirza, pemerintah membutuhkan utang yang lebih banyak untuk menutup subsidi. Dengan harga murah, konsumsi BBM akan terus melambung sehingga impor komoditas terbatas tersebut akan terus meningkat. "Para broker impor minyak tersenyum, sehingga energi non BBM seperti panas bumi, batu bara, angin, dan air tidak bisa berkembang," sesal Mirza.

JAKARTA - Kebijakan harga BBM tahun ini akan sangat bergantung pada situasi di Selat Hormuz. Jika ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran tersebut

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News