Harga BBM tidak Turun, Masyarakat Rugi Triliunan Rupiah

Harga BBM tidak Turun, Masyarakat Rugi Triliunan Rupiah
Ilustrasi pengisisan BBM ke kendaraan. Foto: Ist

Hal sama juga terjadi untuk BBM Tertentu (solar) dan Khusus Penugasan (Premium), namun dengan nilai kemahalan sekitar Rp 1250-1500 per liter. Untuk semua jenis BBM rerata nilai kemahalan diasumsikan Rp 2000 per liter.

Untuk harga BBM yang mulai berlaku 1 Mei 2020, nilai MOPS rata-rata 25 Maret sampai dengan 24 April 2020 dan kurs dolar As lebih rendah dibanding April.

Oleh karena itu, diasumsikan konsumen semua jenis BBM secara rerata membayar lebih mahal sekitar Rp 2500 per liter.

Jika selama pandemi korona konsumsi BBM untuk semua jenis BBM diasumsikan sekitar 100.000 kilo liter per hari, maka nilai kelebihan bayar untuk bulan April 2020 adalah 100.000 kl x 30 hari x Rp 2000 = Rp 6 triliun.

Untuk bulan Mei 2020, nilai kelebihan bayar adalah 100.000 kl x 31 x Rp 2500 = Rp7,75 triliun.

Sehingga selama April dan Mei 2020, konsumen BBM Indonesia diperkirakan membayar lebih mahal sekitar Rp13,75 triliun.

Sebagian rakyat mungkin mampu membayar harga BBM sesuai ketetapan pemerintah.

Harga BBM di Indonesia mungkin juga relatif lebih murah dibanding harga BBM di negara lain dan juga sudah cukup rendah di banding harga produk-barang lain, sehingga tidak turunnya harga BBM April dan Mei 2020 dapat dimaklumi.

Pengamat ekonomi energi Marwan Batubara mengatakan kerugian masyarakat, akibat tidak turunnya harga BBM di tengah anjloknya minyak global.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News