Harga Cabe Naik Seret Inflasi Maret

Harga Cabe Naik Seret Inflasi Maret
Harga Cabe Naik Seret Inflasi Maret
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Maret sebesar 0,07 persen. Angka ini lebih tinggi jika membandingkan dengan dua tahun sebelumnya pada periode yang sama mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,14 persen dan -0,32 persen.

"Pada tahun 2010-2011 dalam keadaan yang normal Maret mengalami deflasi, tahun ini memang harga mulai turun tapi tidak jadi deflasi karena ada juga barang yang naik,"ujar Kepala BPS Suryamin dalam konfrensi bulanan di Jakarta, Senin (2/4).

Inflasi tahun kalender sebesar 0,88 persen dan secara year on year sebesar 3,97 persen, sedangkan untuk inflasi inti mencapai 0,20 persen sedangkan untuk yoy nya sebesar 4,25 persen. Dari 66 kota, sambungnya terjadi inflasi di 34 kota dan 32 deflasi, dimana untuk inflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 1,33 persen dan Manador 1,12 persen sedangkan inflasi rendah terjadi di Jayapura sebesar -1,44 persen.

Adapun penyebab utama inflasi, tambahnya karena kenaikan harga cabai rawit yang mengalami peningkatan cukup tinggi karena kurang pasokan dari sentra produksi dan terjadi di 46 kota, tertinggi di Kediri sebesar 98 persen, kedua cabai merah kurang pasokan dari sentra produksi ada di 57 kota tertinggi berada di Denpasae sebesar 68 persen, ketiga, rokok kretek filter yang menyumbang tertinggi adalah Tangerang sebesar 6 persen. "Untuk rokok kretek filter ini dipengaruhi karena kenaikan cukai rokok,"urainya.

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Maret sebesar 0,07 persen. Angka ini lebih tinggi jika membandingkan dengan dua

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News