Harga Garam Anjlok Drastis

Harga Garam Anjlok Drastis
Harga Garam Anjlok Drastis
Dijelaskan, pihaknya sudah membeli garam dari petani. Namun karena baru awal Agustus lalu sehingga jumlahnya masih sedikit. Disebutkan, pembelian yang dilakukan baru 1200 ton. Sedangkan, garam impor yang dimiliki masih sebanyak 6.500-7.000 ton yang berasal dari India. "Baru Agustus kemarin, karena memang stok bulan Juli masih sedikit, karena itu sifatnya masih spot," ujarnya.

Dia mengatakan, selama tidak ada lembaga penyangga maka harga yang terbentuk tetap berdasarkan demand dan supply. Selain sebagai stabilisasi harga, lembaga tersebut dapat mengatur tata niaga garam. "Sebenarnya keputusan menaikkan harga itu berguna, tapi belum berjalan efektif," kata dia.

Sementara Ketua Asosiasi Petani Garam Seluruh Indonesia (Apgasi) Syaiful Rahman mengatakan masuknya garam impor memukul harga garam dalam negeri. Padahal, harga garam sebelum panen terbilang bagus. Dikatakan, harga garam mulai anjlok sejak Juli lalu."Harga garam kualitas pertama turun dari Rp 800 per kg menjadi Rp 400 per kg," ungkap dia.

Menurut Syaiful, garam membutuhkan lembaga penyangga seperti komoditas beras. Karena, lembaga penyangga tersebut dapat menstabilkan harga sehingga tidak turun drastis seperti terjadi sekarang. Dikatakan, pihaknya sudah mengusulkan keberadaan lembaga penyangga bagi garam. Akan tetapi sampai sekarang belum terealisasi. (res/kim)

JAKARTA - Harga garam nasional anjlok saat memasuki musim panen lalu. Saat ini, harga garam untuk kualitas pertama (K-I) tercatat Rp 400 per kg.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News