Harga Garam Anjlok Saat Panen

Harga Garam Anjlok Saat Panen
Harga Garam Anjlok Saat Panen
Di Jatim terdapat enam industri pengolahan garam, lima di antaranya mendapat alokasi impor garam. PT Susanti Megah dari kuota 50 ribu ton hanya terealisasi 26 ribu ton, PT Garindo Sejahtera Abadi dari kuota 70 ribu ton terealisasi 27 ribu ton, PT Garam (persero) dari kuota 50 ribu ton terealisasi 27,5 ribu ton dan PT Sumatraco Langgeng Makmur dari kuota 30 ribu ton terealisasi 11 ribu ton. Ditambah, PT Budiono Madura Bangun Persada yang mampu merealisasikan seluruh kuota impornya sebesar 50 ribu ton.

"Mereka sudah menghentikan kegiatan impor sejak Mei lalu, karena aturannya memang tidak memperbolehkan impor satu bulan sebelum panen dan dua bulan setelah panen. Kami harapkan industri segera menyerap garam rakyat sebanyak-banyaknya, sehingga harga bisa bergerak naik dari posisi sekarang," tandasnya.

Apalagi, sekarang masih panen perdana dan diperkirakan musim panen tahun ini bisa berlangsung selama 4-5 bulan ke depan. Artinya, panen akan berakhir pada September nanti. Karena itu, dia optimistis target produksi garam sebesar 907 ribu ton bisa tercapai mengingat didukung dengan musim kemarau yang relatif lebih panjang dari tahun lalu. "Rata-rata produktivitas garam selama musim panen bisa mencapai 70 ton per hektar," sebutnya.

Sementara luas lahan total mencapai 11.490,81 hektar yang tersebar di 11 kabupaten dan kota. Antara lain, Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Pasuruan Kabupaten/Kota, Probolinggo dan Madura. Untuk Madura terbagi menjadi Pangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. "Terbesar di Sampang seluas 4.200 ha dan Sumenep 2.068 ha," sebutnya. (res)

SURABAYA - Panen perdana garam yang berlangsung sejak bulan ini tidak diimbangi dengan harga garam yang membaik. Harga malah anjlok lantaran stok


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News