Harga Garam di Kabupaten Serang Anjlok

Harga Garam di Kabupaten Serang Anjlok
Tambak Garam. Foto: dok jpnn

jpnn.com, SERANG - Harga garam lokal di Kabupaten Serang, Banten, anjlok. Garam produksi petani Kabupaten Serang kesulitan masuk pasar industri karena masih banyak stok impor yang merupakan kebijakan pemerintah pusat.

“Harga garam lokal di industri saat ini anjlok. Per Januari harganya masih Rp 2.500 per kilogram, sekarang jadi Rp 400 per kilogram begitu kami panen,” ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Serang Suhardjo.

Selain itu, kata Suhardjo, para petani garam di Kabupaten Serang juga kesulitan memasarkan produksi garamnya ke industri karena masih ada cadangan garam impor.

Katanya, industri di Banten saat ini masih memiliki stok garam impor dan kondisi itu sulit dikendalikan karena permainan impor dari pemerintah pusat. “Kami sudah berkirim surat ke pemerintah pusat supaya dikendalikan impor garam ke kami, harus dahulukan garam lokal,” katanya.

Diungkapkan Suhardjo, petani garam baru mampu memproduksi 3.000 kilogram gram dari lahan produksi seluas 32 hektare. Masih ada 4.621 hektare lahan tambak garam yang belum digarap. “Kalau semuanya sudah tergarap, kita bisa supply kebutuhan garam nasional 10 persen, jadi tidak usah impor,” terangnya.

Menghadapi kondisi itu, Suhardjo berjanji akan melakukan berbagai upaya untuk memasarkan garam lokal. Salah satunya caranya, mengincar konsumen rumah tangga. Pihaknya juga membutuhkan gudang untuk menampung minimal 2.000 ton garam agar saat musim hujan stok garam bisa dikeluarkan. “Kami produksi hanya lima bulan dalam satu tahun saat musim kemarau saja,” ujarnya.

Salah seorang petani garam asal Kecamatan Pontang, Amrullah membenarkan, soal sulitnya memasarkan garam produksinya karena harganya anjlok. “Harganya sampai Rp300 sampai Rp500 per kilogram, itu ditawar tengkulak,” keluhnya.

Menurut Amrullah, anjloknya harga garam juga dipicu panen raya garam, selain impor garam oleh pemerintah. Padahal, petani garam di Kabupaten Serang memproduksi garam kelas premium. Saat diteliti, garam hasil produksi petani di wilayahnya memiliki kadar natrium klorida (NaCl) 98 persen. Artinya, garam memiliki kualitas yang sangat baik.

Para petani garam di Kabupaten Serang kesulitan memasarkan produksi garamnya ke industri karena masih ada cadangan garam impor.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News