Harga Melejit! Elpiji Melon Capai Rp 30 Ribu

Merespons situasi itu, advokad Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) H. Ahmad Nurdin mengakui sulitnya masyarakat miskin mendapatkan elpiji 3 kg.
Untuk itu pihaknya mendesak agar aparat penegak hukum mengusut kelangkaan tersebut.
Apakah ada permainan di kalangan agen atau pangkalan atau ada oknum yang menimbun.
Tak hanya itu, juga pengguna elpiji besubsidi seperti rumah makan itu juga harus ditindak.
''Ini yang kita juga heran, kenapa pemerintah daerah sendiri diam. Aparat juga ikut tidak ada yang bertindak. Di sisi lain masyarakat menjerit sulitnya mendapatkan elpiji 3 kg. Harusnya persoalan kebutuhan masyarakat ini harus ditindaklanjuti dengan cepat. Bukan malah dibiarkan,'' ujarnya.
Anehnya lagi, Pertamina terus menyuplai, tetapi kelangkaan terus terjadi.
Kemudian soal kenaikan sudah jelas ada ketetapannya atau Harga Eceran Tertinggi (HET). Namun, itu masih tetap dilanggar.
Maka dengan itu seharusnya pangkalan juga harus disanksi dan diawasi betul. Baik oleh pertamina dan pemerintah daerah.
''Untuk di Kota Bengkulu kan HET-nya Rp 15.300 di pangkalan. Tapi sudah ada yang menjual di atas itu. Apalagi di eceran sudah di atas Rp 20-30 ribuan. Artinya sama saja elpiji yang dibeli masyarakat itu tidak bersubsidi lagi,'' paparnya.
BENGKULU - Kelangkaan tabung gas atau elpiji bersubsidi 3 kg semakin parah di Provinsi Bengkulu. Bahkan di Kota Bengkulu, harga elpiji melon
- Borong Saham MBMA, Boy Thohir Ungkap Alasannya
- Panen Padi 600 Hektare di Karawang, Pramono Sebut untuk Kebutuhan Warga Jakarta
- Nestle Dukung Pendidikan Nasional lewat Dancow Indonesia Cerdas
- Layanan Transfer Antarbank RTOL di JakOne Mobile Kembali Normal
- Harga Pangan Hari Ini Cukup Baik, Mak-Mak Pasti Senang
- LPCK Catat Pra-Penjualan Rp 323 Miliar di Awal 2025, Andalkan Hunian Terjangkau