Harga Meroket di Pasar, Tanaman Cabai Kini Diincar Para Pencuri

Harga Meroket di Pasar, Tanaman Cabai Kini Diincar Para Pencuri
Cabai rawit merah di salah satu pasar. Foto: Dean Pahrevi/JPNN.com

jpnn.com, KEDIRI - Sejumlah petani cabai di Dusun Desa Paron, Kabupaten Kediri, Jatim waswas sejak harga cabai meroket mencapai Rp120 ribu per kilo.

Petani khawatir tanaman cabai yang belum dipanen, dicuri orang. Oleh karena itu, para petani mulai menjaga lahan masing-masing.

"Tempo hari, ada orang mau ambil cabai, tapi keburu tepergok pemiliknya. Cabainya ditinggal di lokasi, pelaku kabur. Kejadinya sekitar seminggu lalu, milik petani Gapoktan," kata Taman, petani cabai setempat.

Setelah kejadian itu, Taman mengaku setiap hari harus menjaga lahan tanaman cabainya, seluas 100 RU atau sekitar 140 meter persegi. Dia menjaga setiap malam hingga menjelang subuh.

"Saya enggak pernah kehilangan, tapi ya buat jaga-jaga aja takutnya nanti kejadian, " ujar pria berusia 51 tahun tersebut.

Setiap harinya, Taman menggarap tanaman cabai ditemani strinya bernama Siti. Setiap kali panen, dia jual ke pengepul laku Rp 95 ribu per kilo.

Meski untung, dia tidak mau menggunakan uang tersebut untuk foya-foya. Keuntungan hasil menjual cabai ditabung dan dipergunakan untuk keperluan kebutuhan hidup seperlunya. (ngopibareng/jpnn)

Para petani saat ini setiap malam menjaga kebun cabai sejak harganya meroket di pasaran.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News