Harga Sawit Rakyat Masih Murah, Ternyata Ini Penyebabnya

Harga Sawit Rakyat Masih Murah, Ternyata Ini Penyebabnya
Harga sawit rakyat di daerah Mukomuko belum terangkat dan masih dibeli dengan di bawah standar ketetapan pemerintah setempat. Foto Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, MUKOMUKO - Harga sawit rakyat di daerah Mukomuko belum terangkat dan masih dibeli dengan di bawah standar ketetapan pemerintah setempat.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Apriansyah mengatakan pihaknya akan kembali mendatangi seluruh pabrik untuk mengetahui akar masalah tersebut.

Tim perumus harga komoditas perkebunan kelapa sawit Bengkulu sejak sepekan yang lalu telah menetapkan harga TBS sawit tingkat pabrik tertinggi Rp 3.200 per kilogram dan terendah Rp 2.400 per kilogram.

Namun, harga sawit di pabrik di daerah ini berkisar Rp 1.400-Rp 1.820 per kilogram, atau lebih rendah dibandingkan dengan harga yang ditetapkan pemerintah.

"Jika alasan pabrik minyak kelapa sawit membeli sawit petani dengan harga murah karena tangki CPO penuh, maka pihaknya akan mengecek isi tangki milik perusahaan tersebut," ujar Apriansyah.

Kemudian, jika alasan pabrik kesulitan menjual minyak mentah kelapa sawit, maka instansinya akan melacak perusahaan yang membeli CPO yang dijual oleh pabrik tersebut.

"Jadi alasan perusahaan harus riil dan nyata. Jangan sampai alasan itu hanya inisiatif perusahaan agar tidak membeli sawit masyarakat dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah," imbuh Apriansyah.

Apriansyah mengaku akan pihaknya juga akan meminta seluruh dokumen perusahaan terkait ketaatannya sesuai pedoman upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL) berdasarkan PP Nomor 2 tahun 2012 tentang izin lingkungan.

Dia juga menyebut akan meminta dokumen ketaatan perusahaan terhadap kontribusinya kepada masyarakat atau daerah berupa corporate social responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan.

“Semuanya akan kita minta. Ini juga harus dilaporkan oleh perusahaan. Jika nanti semuanya sudah kita dapatkan, baru nanti akan kita sampaikan kepada bupati. Termasuk tidak taatnya perusahaan membeli sawit masyarakat di bawah harga yang ditetapkan pemerintah," ujarnya.

Asisten kepala pabrik minyak kelapa sawit PT Karya Sawitindo Mas Robert Indrianto mengaku masih kesulitan menjual CPO sejak keluarnya kebijakan pemerintah pusat melarang ekspor CPO.

Menurutnya, kesulitan itu menjadi penyebab harga pembelian sawit masih di bawah ketetapan daerah Mukomuko.

Hal yang sama juga diakui oleh asisten kepala pabrik minyak kelapa sawit PT Karya Sawitindo Mas Robert Indrianto.

Meski larangan ekspor CPO sudah dihapus, tetapi perusahaannya belum belum bisa membeli sawit milik masyarakat dengan harga mahal.

Selain itu, kata dia, tangki penampung CPO yang ada di pabrik sudah penuh.

“Masyarakat harus paham bahwa kami sedang kesulitan menjual CPO. PT Wilmar yang selama ini menampung CPO kami, sekarang sudah menghentikan sementara pembeliannya," ujar Robert. (antara/jpnn)

Harga sawit rakyat di daerah Mukomuko belum terangkat dan masih dibeli dengan di bawah standar ketetapan pemerintah setempat.


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News