Harga TBS Sawit Masih Ambyar, Luhut Binsar Bergerak, Kemendag Tolong, Ya!

Harga TBS Sawit Masih Ambyar, Luhut Binsar Bergerak, Kemendag Tolong, Ya!
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang masih rendah. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit petani yang tak kunjung menanjak naik.

Oleh karena itu, dia meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) mempercepat ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan bahan baku minyak goreng.

Percepatan ekspor diminta dilakukan dengan menaikkan rasio angka pengali ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng menjadi tujuh kali lipat dari kewajiban pasar domestik (DMO).

"Dengan tujuan utama untuk menaikkan harga TBS sawit di petani secara signifikan," kata Menko Luhut Pandjaitan dalam keterangan yang dikutip Minggu (3/7).

Sebelumnya pemerintah memberikan insentif kuota ekspor sebesar lima kali lipat kepada produsen dari realisasi pendistribusian DMO dan DPO (kewajiban harga domestik). Contohnya, jika bisa menyalurkan minyak goreng curah dengan harga Rp 14 ribu per liter sebanyak 1.000 ton, maka produsen tersebut diperbolehkan melakukan ekspor lima kali lipat dari 1.000 ton.

Menko Luhut pun memastikan pemerintah saat ini tengah berupaya menemukan keseimbangan antara target dari sisi hulu hingga hilir terkait pengendalian minyak goreng.

"Saat ini harga minyak goreng telah mencapai Rp 14 ribu per liter di Jawa-Bali, sehingga kebijakan di sisi hulu dapat kita mulai relaksasi secara hati-hati untuk mempercepat ekspor dan memperbaiki harga TBS di tingkat petani," ujarnya.

Pada Juni, pemerintah telah memberikan alokasi ekspor sebesar 3,41 juta ton melalui program transisi dan percepatan guna memberi kepastian kepada dunia usaha untuk ekspor.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyoroti harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang masih rendah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News