Hari Bumi dan Covid-19

Oleh: Andi Akmal Pasluddin, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS

Hari Bumi dan Covid-19
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS. Foto: FPKS DPR

jpnn.com - Sejak temuan infeksi penyakit virus corona atau yang biasa disebut covid-19 berawal bulan Maret 2020 di Tanah Air, kini memunculkan berbagai persoalan yang sangat kompleks. Mulai dari persoalan kesehatan, pangan, energi hingga ekonomi.

Berkaitan dengan pandemi covid-19, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai lembaga tinggi negara harus memiliki konsentrasi lebih terhadap pengawasan persoalan limbah medis.

Limbah Medis dari penanganan pasien dengan penyakit corona ini memiliki karakteristik yang khusus dalam penanganannya.

Hal ini dikarenakan virus ini selain mudah sekali menyebar dan menulari orang-orang di muka bumi, hasil penelitian yang telah diterbitkan New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa virus corona bertahan di luar tubuh manusia dalam durasi yang sangat lama cukup untuk menulari manusia.

Sebagai contoh, virus ini bila berada di atas kardus, akan bertahan hingga 24 jam, sedangkan bila di atas permukaan plastik atau logam stainless, akan bertahan antara dua hingga tiga hari.

Selain persoalan yang menjadi ancaman langsung kehidupan manusia, ada persoalan yang secara tidak langsung tetapi berujung pada terganggunya kehidupan manusia akibat bumi sebagai tempat berpijak menjadi terganggu.

Persoalan yang secara langsung adalah persoalan ekonomi. Berawal dari social distansing yang memaksa setiap orang tetap di rumah. Pabrik, kantor, restoran, perhotelan, tempat wisata, sarana transportasi publik, semua terbatasi.

Semua kegiatan bekerja berbagai sektor terhenti atau terkurangi. Begitu juga proses perdagangan, baik dalam kota, antarkota bahkan antarnegara. Kurs mata uang bergejolak.

Bumi akan bergejolak keras dan mengganggu kehidupan manusia apabila penanganan sampah medis akibat pasien covid-19 tidak ditangani baik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News