Hari Bumi dan Covid-19

Oleh: Andi Akmal Pasluddin, Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS

Hari Bumi dan Covid-19
Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PKS. Foto: FPKS DPR

Semua gangguan ini mengganggu persoalan ekonomi baik keluarga, perusahaan hingga negara. Mulai dari usaha mikro, kecil, menengah hingga usaha kelas kakap semua terganggu tidak terkecuali.

Hanya sedikit usaha yang menjadi meningkat tetapi sangat kecil porsinya seperti usaha pembuatan alat medis termasuk alat pelindung diri (APD) dan masker, usaha frozen food, hingga usaha penyedia rapat online.

Setelah ancaman gangguan yang secara langsung menimpa umat manusia, gangguan secara tidak langsung adalah sampah medis yang berasal dari pasien positif corona.

Hasil studi di China, yang merupakan negara pertama terkena wabah ini, menunjukkan penambahan limpah medis yang mencapai hingga 6.066 ton per hari.

Pada studi tersebut, penyederhanaan informasinya mengukur bahwa setiap pasien positif corona, menghasilkan limbah medis sebanyak 14,3 kilogram.

Bumi yang menampung limbah ini akan bergejolak keras dan akan mengganggu kehidupan manusia apabila penanganan sampah medis akibat pasien corona tidak ditangani secara baik. Bahkan pembakaran akan berakibat fatal meskipun berasumsi akan membunuh virus. Karena racun akibat pembakaran akan memicu penyakit ganas lainnya.

Selain hal negatif akibat corona, ada hal menarik dan positif terhadap bumi kita akibat pandemi covid-19. Bumi seolah sedang berpuasa terhadap aktivitas manusia sehingga terjadi perbaikan lingkungan terutama lapisan udara.

Berhentinya pabrik, minimalnya jumlah kendaraan yang beroperasi, menjadi pengurangan BBM yang sangat signifikan. Bahkan seluruh dunia menunjukkan, harga minyak mentah turun drastis dalam sejaran dekade terakhir.

Bumi akan bergejolak keras dan mengganggu kehidupan manusia apabila penanganan sampah medis akibat pasien covid-19 tidak ditangani baik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News