Hari ini 1949

Saudara-saudara sekalian, saya ucapkan alhamdulillah ke hadirat Allah subhanahu wa ta ala…
Ini hari aku telah menginjak lagi bumi Jakarta, setelah hampir empat tahun lamanya saya tidak bersua dengan saudaraku…
Empat kali 365 hari saya berpisah dengan rakyat Jakarta, laksana rasanya saya berpisah 40 tahun, saudara-saudara...
Kepada pegawai, kepada saudara-saudara marhaen, saudara-saudaraku tukang becak, saudara-saudaraku tukang sayur, saudara-saudaraku pegawai yang sekecil-kecilnya, tidak ada satu yang terkecuali, semuanya saudara-saudaraku…
Saya sampaikan salam kepada saudara-saudara sekalian…alhamdulillah…sekarang di halaman ini telah berkibar sang dwi warna.
Benar saudara-saudara…penyerahan kedaulatan ini adalah hasil daripada goodwill…maksud yang baik, pengertian yang baik, antara Indonesia dan Belanda. Antara Indonesia dengan seluruh dunia internasional.
Pidato itu disampaikan dengan artikulasi khas Bung Karno yang penuh pesona. Kalimatnya pendek-pendek. Tenang. Ada penekanan-penekanan di bagian-bagian tertentu. Selalu ada jeda beberapa detik, yang disahut sorak-sorai jutaan rakyat.
Hari itu, 28 Desember 1949, Bung Karno kembali ke Jakarta membawa kemenangan. Belanda baru saja mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Perang pun usai.
DALAM satu malam, dua buah pesawat K.L.M. milik perusahaan Belanda dicat gambar Garuda--burung suci dalam cerita-cerita lama. Siang harinya, pihak
Redaktur & Reporter : Wenri
- tiket.com Ajak Menjelajahi Sejarah, Budaya Hingga Kuliner Manila
- Soal Polemik Soeharto Pahlawan, Ketum Muhammadiyah Singgung Bung Karno hingga Buya Hamka
- Serangan Umum 1 Maret, Klaim & Versi (daripada) Soeharto
- Bangsa Pelupa dan Pemaaf, Sebuah Refleksi Tentang Karakter Kolektif Indonesia
- Sejarah Etnik Simalungun dan Kepahlawanan Rondahaim Saragih
- Prabowo Singgung Politikus Senior dan Diplomat, Presiden India Ungkit soal Bung Karno