Hasil Riset, Banyak ASN Terindikasi Radikal dan Intoleran

"Lama kelamaan mulai diperkenalkan dengan ideologi mereka yang bertentangan dengan Pancasila," ucapnya.
Abdullah Darraz yang juga tergabung dalam Gugus Tugas Pemuka Lintas Agama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini menilai infiltrasi oleh kelompok radikal cenderung sulit diidentifikasi.
Karena masyarakat menilai aparatur negara merupakan kelompok yang memiliki jiwa nasionalisme paling kuat, sehingga terpaparnya aparatur negara perlu menjadi perhatian semua pihak.
"Ya, selama ini banyak yang menganggap aparat ini orang yang paling kuat (jiwa) nasionalismenya."
"Nah, kalau sudah diinfiltrasi ini repot juga. Maka dari itu harus ada kesadaran dari pimpinan instansi/lembaga bahwa bahaya ini nyata dan ada," kata alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Garut ini.
Dirinya berharap adanya kesadaran dan kepekaan dari tubuh instansi terhadap bahaya radikalisme terutama yang menyasar aparatur negara.
Abdullah Darraz juga menyampaikan langkah-langkah yang harus dilakukan para pemimpin instansi untuk mencegah masuknya ideologi radikal dan intoleran ke dalam tubuh institusi.
"Kuncinya yang pertama menyadari gerakan ini (radikal dan intoleran) ada."
Hasil riset Alvara Research beberapa waktu lalu menunjukkan banyak ASN terindikasi radikal dan intoleran.
- Muhammadiyah-Polres Tanjung Priok Perkuat Sinergi Jaga Kamtibmas dan Kegiatan Keagamaan
- Pengacara Terlibat Suap Rp 60 Miliar, Muhammadiyah: Perilaku yang Mencoreng Profesi
- MOSAIC & Muhammadiyah Bahas Potensi Penggunaan Dana ZIS untuk Transisi Energi
- Soal Polemik Soeharto Pahlawan, Ketum Muhammadiyah Singgung Bung Karno hingga Buya Hamka
- Mengenang Paus Fransiskus, Ketum PP Muhammadiyah: Sosok Penyantun dan Humoris
- Muhammadiyah Pertanyakan Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza ke RI