Hasil Survei Ini Perlu Diketahui Para Caleg

Hasil Survei Ini Perlu Diketahui Para Caleg
Alat Peraga Kampanye (APK) salah satu caleg terpasang pada pohon di kawasan Jalan Mayjend Sutoyo, Balikpapan, Kamis (28/2). Foto: PAKSI SANDANG PRABOWO/KALTIM POST

“Kalau perlu setiap ada undangan pernikahan di daerah pemilihannya, caleg itu datang. Dari sana tampak ukuran kepeduliannya di ruang publik,” kata Sonny.

BACA JUGA: TKN: Jokowi Naik Komuter Bukan Pencitraan

Dari sudut pandang lain, pemilu juga dianggap sebagai momentum mengeruk keuntungan dari para caleg. Temuannya, sejumlah oknum calon pemilih akan meminta bantuan langsung jika ingin caleg tersebut punya suara di daerah tersebut.

“Akhirnya caleg terpancing. Yang semula idealis, inginnya main bersih, karena khawatir suaranya diambil pesaing, akan melakukan metode yang sama yang biasa dilakukan caleg lain itu,” ujarnya.

Metode yang dimaksud adalah politik uang. Meskipun bentuknya tak lagi uang, namun berupa barang yang sesuai permintaan oknum calon pemilih. Hal ini yang sejak awal harus jadi perhatian pemerintah. Meski dengan tegas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) melarang politik uang, kenyataannya praktik itu masih dilakukan.

“Ada yang menunggu. Tak menghambur uang dulu dalam masa kampanye. Menyiapkan amunisinya di hari-hari menjelang pencoblosan,” katanya.

Sonny mengaku hingga kini belum melihat ada inovasi bentuk kampanye dari para kontestan yang berlaga di Pemilu 2019. Yang mampu menarik simpati pemilih selain tatap muka. Tetapi dia yakin, partisipasi pemilih akan meningkat. Sebab, adanya momen pilpres yang dianggap punya daya tarik bagi masyarakat.

“Ditambah dalam pemilu serentak ini, calon pemilih bisa melakukan pencoblosan di luar daerahnya. Asal memiliki formulir A5 itu yang menyatakan pindah memilih,” ucapnya.

Baliho dan spanduk para caleg bertebaran di jalan-jalan, namun menurut pengamat hal itu tidak berdampak signifikan pada perolehan suara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News