Hasil Survei IPO: Hubungan PKB dengan PBNU Jelek, Elektabilitas PAN Menanjak

Hasil Survei IPO: Hubungan PKB dengan PBNU Jelek, Elektabilitas PAN Menanjak
Ketua Umum PKB A Muhaimin Iskandar. Foto: dokumen JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Hasil survei yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO) menemukan ada peningkatan elektabilitas PAN dengan angka 5 persen, sedangkan PKB memperoleh angka keterpilihan 5,6 persen.

Meskipun masih lebih tinggi dari PAN, tetapi posisi PKB menurun jika dibandingkan dengan periode survei Desember tahun lalu.

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menjelaskan konstelasi politik parpol secara umum mengalami perubahan signifikan, termasuk turunnya elektabilitas beberapa parpol pendukung pemerintah.

"Penurunan elektabilitas parpol lebih banyak dialami mitra koalisi pemerintah, seperti Gerindra dan PKB, meskipun secara posisi masih stabil, tetapi trennya menurun. Sementara di kelas menengah ada PAN yang justru miliki tren meningkat, meninggalkan Nasdem dan PKS," kata dia dalam keterangannya, Senin (28/2).

Menurut Dedi, perubahan elektabilitas PKB yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu dipengaruhi salah satunya karena konflik dengan PBNU sehingga terjadi perpecahan suara yang semula memilih PKB.

"Ada nuansa konflik dengan PBNU pengaruhi suara PKB, bagaimanapun PBNU punya pengaruh cukup kuat ditingkat pemilih PKB selama ini, untuk itu ketika Muhaimin tidak lagi terkonsolidasi dengan PBNU, imbasnya kehilangan sebagian elektabilitas" terangnya.

Menurut dia, PAN sendiri dalam telaah IPO tidak banyak mengalami perubahan dibanding hasil Pemilu 2019 lalu. Dedi menduga jika pemilih PAN jauh lebih konsisten dan solid dibanding pemilih parpol Islam lainnya.

"Terlihat ada konsistensi pemilih PAN, meskipun dihadapkan pada konflik internal yang melahirkan Partai Ummat, bahkan saat ini mulai didirikan Partai Pelita, keduanya sama-sama dimunculkan senior PAN, tetapi belum terbukti mengurangi elektabilitas PAN" lanjutnya.

Paparan survei IPO menunjukkan elektabilitas parpol di posisi teratas adalah PDIP dengan 25,8 persen, disusul Golkar 11,9 persen, Gerindra 10,5 persen, Demokrat 8,4 persen, PKB 5,6 persen, PAN 5 persen, NasDem 4,6 persen, PKS 4,3 persen, Perindo 2,6 persen, PPP 2,3 persen.

Sementara parpol lain berada di bawah satu persen.

Survei yang dilakukan IPO mengambil sampel 1.220 responden, dengan model pengambilan sampel multistage random sampling, tingkat kesalahan 2,90 persen dengan akurasi data 95 persen. (tan/jpnn)

Hasil survei IPO menunjukkan terjadi peningkatan elektabilitas PAN dan penurunan PKB akibat konflik dengan PBNU.


Redaktur : Soetomo
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News