Hasil Tes Disebut Tak Akurat, Pengembang GeNose Merespons Begini

Hasil Tes Disebut Tak Akurat, Pengembang GeNose Merespons Begini
Petugas kesehatan memeriksa sampel udara di dalam kantong plastik GeNose yang ditiup calon penumpang. Foto: Ricardo/jpnn.com

Sebab, sebagai pengembang GeNose C19, tim peneliti juga telah menyiapkan mekanisme pemantauan penggunaan alat, pemutakhiran perangkat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

“Secara berkala dan berkelanjutan serta terus disampaikan melalui produsen maupun distributor," imbuh Hakim.

Saat ini GeNose C19 tengah menjalani proses validitas eksternal yang melibatkan tiga universitas. Hal ini merupakan bagian dari post marketing analysis, yakni ketika GeNose C19 sudah digunakan oleh masyarakat umum.

Uji validitas eksternal bertujuan untuk menambah data dan memperkuat kerja AI.

Pakar di tiga universitas, yakni Universitas Andalas, Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Airlangga (Unair) menjadi penguji independen alat GeNose C19.

"Ethical clearance sudah keluar untuk UI dan Unair," tutur Hakim.

Persetujuan etik bertujuan untuk memastikan penelitian GeNose C19 bekerja sesuai kaidah ilmiah. Seluruh penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek penelitian harus mendapatkan Ethical Clearance atau Keterangan Lolos Kaji Etik.

Uji validitas eksternal telah dimulai sejak bulan April di Universitas Andalas. Selanjutnya, Rumah Sakit UI memulai tahap uji tersebut pada bulan Juni.

Pengembang GeNose C19 angkat bicara perihal pro kotra tak akurat dalam mengeluarkan hasil tes corona.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News