Helmy Yahya: Kami Mendapatkan Kejutan, Saya Katakan Rezeki Anak Saleh

Helmy Yahya: Kami Mendapatkan Kejutan, Saya Katakan Rezeki Anak Saleh
Helmy Yahya, mantan dirut TVRI. Foto: Boy/JPNN.com

Harga sebenarnya mencapai tiga juta dolar AS. Namun, komitmen dari iklan membayar satu juta dolar AS sehingga TVRI hanya membayar dua juta dolar AS.

Benefit dari membayar dua juta dolar AS tersebut adalah TVRI mendapat 76 pertandingan, mendapat tayangan preview pertandingan, mendapat tayangan highlights pertandingan berdurasi 1 jam selama 38 minggu, mendapat pula tayangan after match dengan durasi 1 jam yang ditayangkan setelah pertandingan berlangsung.

Helmy mengklaim bahwa hanya dengan Liga Inggris dan Badminton, publik mau kembali menonton TVRI.

"Hiburan murah yang sangat digemari di Republik Indonesia ini adalah badminton dan sepak bola. Kami mendapatkan kejutan, itu yang saya katakan rezeki anak saleh," kata Helmy.

Kalau ditanya mengapa TVRI tidak membeli tayangan Liga Indonesia? Helmy menjawab bahwa harga tayangan Liga Indonesia empat sampai lima kali lipat lebih mahal daripada harga yang dibayarkan TVRI untuk membeli hak siar Liga Inggris.

Helmy menyebutkan ada empat program di Indonesia ini yang memiliki rating dan share tinggi. Pertama sepak bola, kedua badminton, ketiga drama, dan keempat dangdut.

Ia mengatakan bahwa TVRI minimal sudah punya nomor satu dan duanya. Hal ini disesuaikan betul dengan anggaran.

"Anggarannya dari mana? Apakah mengada-ada? Saya akuntan Pak, makanya selalu lapor ke anggota BPK Ahsanul Kosasih. Saya lapor ke Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani, silakan dilanjut katanya dengan anggaran Penerimaan Negara Bukan Pajak," kata Helmy. (antara/jpnn)

Di hadapan anggota Komisi I DPR, Helmy Yahya menjelaskan sejumlah capaian kinerja selama dirinya menjabat sebagai Dirut TVRI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News