Hentikan Perselisihan Kelompok Pro dan Kontra Jokowi  

Hentikan Perselisihan Kelompok Pro dan Kontra Jokowi  
Massa #2019 Ganti Presiden dan #DiaSibukKerja berpapasan dan ricuh di arena di Car Free Day, Minggu (29/4). FOTO: MUHAMAD ALI/JAWAPOS

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) prihatin dengan maraknya perang tanda pagar di media sosial antarpendukung Joko Widodo dan bukan. 

Menurut Bamsoet, kondisi ini sangat tidak menggembirakan bagi kedamaian masyarakat. 

"Situasi yang tidak menggembirakan dan mengkhawatitkan justru bagi kelangsungan hidup damai di tengah masyarakat," ujar Bamsoet di gedung DPR, Jakarta.

Politikus Partai Golongan Karya (Golkar) itu mengimbau kepada masyarakat yang terbelah antara pendukung Jokowi dan non-Jokowi agar lebih dewasa dalam membangun opini publik dan memprovokasi masyarakat dengan cara-cara yang elegan. 

"Karena kalau dibiarkan perang tagar hari ini ganti presiden, besok muncul lagi orang Jokowi dua periode, lalu dua kelompok ini bertemu, ini berbahaya," paparnya. 

Menurut Bamsoet, kondisi semacam ini tidak hanya terjadi di DKI Jakarta saja. Berdasar laporan, kata dia, sudah hampir merambat di seluruh Indonesia. 

"Termasuk dalam kegiatan-kegiatan car free day (di daerah). Ini harus dihentikan," kata Bamsoet. 

Dia mengatakan bersaing boleh-boleh saja, tapi tetap dengan kesadaran bahwa yang dibutuhkan adalah keamanan atau kehidupan yang lebih baik dalam berpolitik.

Kelompok pro dan kontra Jokowi lewat Tatar 2019 ganti presiden sempat berselisih paham dan berdebat di CFD Thamrin Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News