Hidup Dalam Ketakutan di Kota Kelahiran Virus Corona

Hidup Dalam Ketakutan di Kota Kelahiran Virus Corona
Pelajar asal Papua Nugini, Ancilla Delai mengaku khawatir dengan penularan penyakit karena jumlah penduduk yang banyak di Wuhan. (Foto: Koleksi pribadi, Ancilla Delai)

Emoriz Cong adalah warga China yang baru datang ke kota Wuhan tiga hari lalu untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarganya.

Tapi sekarang ia tidak bisa kembali ke Beijing, karena ada larangan meninggalkan kota Wuhan yang diberlakukan oleh pemerintah setempat.

Kota Wuhan, tempat virus corona berasal, telah ditutup untuk menghindari meluasnya virus mematikan tersebut.

Saat ini 600 orang sudah terjangkit virus corona dengan gejala seperti pneumonia. 18 orang dilaporkan tewas.

Jumlah populasi di kota metropolitan ini mencapai lebih dari 11 juta orang, lebih banyak dibandingkan kota New York dan London.

Terjebak di Wuhan

Hidup Dalam Ketakutan di Kota Kelahiran Virus Corona Photo: Meski bukan kota yang terbesar di China, Wuhan termasuk metropolitas jika gunakan standar kota dunia. (Foto: Wikimedia Commons)

 

Kepada ABC, Emoriz mengatakan baru tahu seberapa bahayanya virus corona ketika sudah dalam kereta menuju Wuhan.

"Saya sedang di kereta dalam perjalanan ke Wuhan ketika ada [berita] live di TV. Sebelum mendengar berita itu, kami tahu virus ini berbahaya, tapi [kami kira] tidak sebahaya itu," katanya.

Emoriz Cong adalah warga China yang baru datang ke kota Wuhan tiga hari lalu untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarganya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News