Hikmahanto: Hanya Upaya Kolektif yang Bisa Mendamaikan Rusia-Ukraina

Hikmahanto: Hanya Upaya Kolektif yang Bisa Mendamaikan Rusia-Ukraina
Pakar hukum internasional Prof Hikmahanto Juwana. Foto: Ricardo/jpnn.com

"Karena negara-negara yang terlibat atau terkait perang Rusia-Ukraina semua hadir di forum itu. Maka, Indonesia bisa memanfaatkan momentum itu untuk mengupayakan gencatan senjata," ujarnya.

Sementara itu, pemerhati politik internasional dan isu-isu strategis Prof. Imron Cotan juga berharap forum KTT G-20 menjadi momentum menuju terwujudnya gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.

Gencatan senjata, menurut Imron, punya beberapa arti penting. Pertama, gencatan senjata bisa membuka peluang lebih besar bagi terwujudnya perdamaian, karena sudah ada "good will" dari kedua belah pihak yang bertikai.

"Dalam proses gencatan senjata itu, para pihak yang terlibat akan memiliki peluang yang sama untuk berbicara, sehingga proses perdamaian pun menjadi lebih terbuka," ujar Imron.

Kemudian, arti penting lainnya dari gencatan senjata adalah proses itu akan membuka koridor humanitarian bagi para korban perang.

Selain itu, lanjut Cotan, gencatan senjata juga bisa membantu dunia menghindarkan diri dari krisis pangan dan energi, di tengah-tengah ancaman pandemi Covid-19 yang belum mereda.

"Karena perang Rusia-Ukraina bukan hanya berdampak pada kedua negara tersebut saja, tetapi mendisrupsi rantai pasok energi global, bahan makanan, pupuk, yang sangat dibutuhkan dunia. Sebagai contoh, Eropa mengimpor 30 persen energi fosil dari Rusia, sedangkan untuk gas, Eropa mengimpor 46 persen dari Rusia," tandasnya.

Sangat beruntung, kinerja perekonomian Indonesia masih baik, dengan tingkat pertumbuhan 5 persen dan inflasi 4 persen berdasarkan kalkulasi IMF.

Perang Rusia-Ukraina bukan hanya berdampak pada kedua negara tersebut saja, tetapi mendisrupsi rantai pasok global

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News