Hilirisasi Rudi

Oleh: Dahlan Iskan

Hilirisasi Rudi
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sejak awal sebenarnya sudah dibilang: jangan menanam porang di lahan subur; tanamlah porang di lahan gersang; sejelek-jelek harga porang masih lumayan –dibanding tidak ditanami apa-apa.

Rudi punya logika lebih jelas: kalau usaha porang jelek mengapa pabrik porang milik pengusaha besar bertambah besar.

"Hilirisasi".

Porang pun seperti nikel: perlu hilirisasi. Porang memang tidak masuk program hilirisasi di debat capres, tetapi masuk dalam pikiran orang Sine bernama Rudi.

"Hanya saja tidak ada modal".

Hilirisasi apa pun perlu modal besar –bahkan modal asing.

Rudi tidak punya modal besar. Tetapi tidak kehilangan akal. Dia menemukan hilirisasi porang gaya Sine: hilirisaai bertahap.

Rudi pun berdiskusi dengan teman spiritualnya: Ustaz Mansur Shodiq. Dari Blitar. Alumnus pondok Gontor, Ponorogo. Juga alumni Yanbu-ul Quran, Kudus.

INILAH contoh nyata: kesulitan tidak hanya dikeluhkan tetapi harus diterobos. Sang penerobos datang dari Desa Sine –Anda pasti tahu di mana Sine.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News